Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Banten Pengerupukan Nyepi: Perlengkapan pada Tradisi Ngerupuk
8 Maret 2024 20:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ngerupuk adalah tradisi yang dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi di Bali. Sedangkan banten Pengerupukan Nyepi merupakan salah satu perlengkapan untuk tradisi Ngerupuk tersebut.
ADVERTISEMENT
Tradisi Ngerupuk memiliki asal-usul yang sangat menarik untuk dibahas. Terlebih lagi masih banyak orang yang belum mengetahui tradisi keagamaan tersebut.
Penjelasan Banten Pengerupukan Nyepi
Upacara Ngerupuk membutuhkan beberapa peralatan, salah satunya adalah banten Pengerupukan Nyepi. Bagi umat Hindu, banten digunakan untuk berbagai kegiatan upacara keagamaan.
Banten berisi bunga-bunga dan juga dupa. Bunga yang digunakan harus suci dan masih segar. Hal itu karena bunga tersebut akan dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi. Sementara dupa merupakan sejenis harum-haruman yang dibakar.
Mengenal Tradisi Ngerupuk
Sebentar lagi akan ada perayaan Hari Raya Nyepi di Bali . Sebelum Hari Raya Nyepi dilangsungkan, terdapat tradisi Ngerupuk. Dikutip dari buku Ajeg Bali, Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi, Atmadja (2010), pada hari Pangerupukan, sehari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan upacara pecaruan pada pusat-pusat pemukiman sampai ke rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Tradisi Ngerupuk atau Pengerupukan tergolong dalam upacara Bhuta Yadnya. Upacara ini dilaksanakan setelah prosesi Tawur Agung Kesanga dilakukan. Upacara Bhuta Yadnya dilaksanakan oleh umat Hindu di segala tingkatan masyarakat.
Misalnya adalah keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan lain sebagainya. Upacara dilakukan dengan mengambil salah satu jenis caru menurut kemampuan masing-masing.
Mecaru nantinya akan diikuti oleh upacara Ngerupuk atau Pengerupukan. Tradisi atau upacara Ngerupuk dilakukan dengan berkeliling di halaman rumah sambil memainkan bunyi-bunyian (kentongan), membawa obor, menyemburi rumah dan halaman menggunakan mesiu, dan menaburkan nasi tawur.
Upacara ini dilakukan untuk mengusir kejahatan atau Bhuta Kala dari rumah yang dilakukan pada sore hari setelah upacara mecaru di tingkat rumah. Tujuan diadakannya tradisi ini adalah membersihkan alam semesta, makrokosmos dan mikrokosmos agar kehidupan manusia dapat damai.
ADVERTISEMENT
Biasanya bersamaan dengan upacara Ngerupuk, akan ada pawai Ogoh-Ogoh. Ogoh-ogoh yang memeriahkan upacara Ngerupuk merupakan perwujudan dari Bhuta Kala. Ogoh-ogoh tersebut nantinya akan diarak keliling lingkungan di Bali dan kemudian dibakar.
Saat upacara ini dilangsungkan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut.
Demikian penjelasan singkat tentang tradisi atau upacara Ngerupuk dan banten Pengerupukan Nyepi. Semoga penjelasan tadi dapat menambah wawasan seputar upacara keagamaan umat Hindu . (FAR)
ADVERTISEMENT