Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bentuk Kesenjangan Budaya Akibat Masuknya Globalisasi yang Terjadi Tidak Merata
22 Januari 2024 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bentuk kesenjangan budaya akibat masuknya unsur-unsur globalisasi yang terjadi secara tidak merata dan tidak serempak disebut cultural lag. Istilah ini kerap dibahas dalam ilmu sosiologi karena merupakan salah satu fenomena sosial di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Cultural lag dalam bahasa Indonesia diartikan dengan ketertinggalan budaya. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan satu faktor budaya dalam mengakomodasi faktor budaya lain yang sudah berubah.
Bentuk Kesenjangan Budaya Akibat Masuknya Globalisasi yang Terjadi Tidak Merata
Bentuk kesenjangan budaya akibat masuknya unsur-unsur globalisasi yang terjadi secara tidak merata dan tidak serempak disebut cultural lag.
Istilah ini menjelaskan tentang ketertinggalan budaya yang terjadi karena perbedaan tingkat kemajuan budaya. Ada budaya yang tumbuh cepat, sedangkan budaya lainnya berjalan lambat.
Mengutip buku Bimbingan dan Konseling Islam, Basyid (2022), cultural lag merupakan teori yang dikemukakan oleh William F. Ogburn. Menurutnya, pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya. ketertinggalan yang paling mencolok dapat diamati dari segi penguasaan teknologi.
ADVERTISEMENT
Contoh dari Cultural Lag
Cultural lag dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh peristiwanya, yakni sebagai berikut.
1. Penggunaan Internet
Internet memiliki peran penting dalam menghubungkan setiap penggunanya melalui jaringan global. Melalui alat ini, penggunanya dapat memperoleh berbagai macam informasi dengan mudah dan praktis.
Namun, internet juga memberikan dampak negatif karena adanya berita bohong dan isu-isu provokasi. Hal ini tentu memberikan kerugian bagi pengguna yang tidak memiliki literasi media.
2. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika melibatkan proses modifikasi DNA atau materi genetik organisme seluler untuk menambahkan sifat baru. Contohnya, calon orang tua bisa menggunakan rekayasa genetika untuk memilih jenis kelamin anak mereka yang belum lahir.
Namun, banyak orang menilai bahwa rekayasa genetika ini tidak etis dan menyebabkan konsekuensi sosial yang merugikan.
ADVERTISEMENT
3. Penggunaan Teknologi
Beberapa daerah cukup sulit mengakses teknologi modern. Hal ini menyebabkan mereka belum mampu menguasai teknologi. Padahal teknologi terus mengalami perkembangan setiap harinya.
Jika tidak mengikuti perkembangan tersebut, maka seseorang akan tertinggal jauh. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial, pendidikan, dan ekonomi orang tersebut.
Jadi, bentuk kesenjangan budaya akibat masuknya unsur-unsur globalisasi yang terjadi secara tidak merata dan tidak serempak disebut cultural lag. Cara mengatasinya, yaitu dengan meningkatkan pendidikan dan wawasan masyarakat terkait segala perubahan yang terjadi di masa kini. (DLA)