Konten dari Pengguna

Biografi Dewi Sartika, Pejuang Emansipasi Wanita Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
17 Juni 2022 19:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dewi Sartika. (Foto: Rosa Rainy by https://www.flickr.com)
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Sartika. (Foto: Rosa Rainy by https://www.flickr.com)
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, Dewi Sartika dikenal sebagai pelopor pemberdayaan perempuan. Ya, ia dikenal sebagai simbol kebangkitan kesadaran perempuan atas harga dirinya. Ia berjuang agar kaumnya sejajar dengan kaum pria. Dengan segala keterbatasan dan pagar-pagar bersepuh emas bernama etika, Dewi Sartika dan kelompoknya mencoba untuk mengembangkan diri dan keyakinannya. Salah satu cita-cita harum putri bangsawan ini adalah mendirikan Sekolah Isteri. Ia sudah mengidam-idamkan sekolah tersebut sejak kecil ketika ia bermain sekolah-sekolahan dan selalu mendapat peran guru. Nah, artikel kali ini akan memuat lebih lanjut mengenai biografi Dewi Sartika sebagai pejuang emansipasi wanita Indonesia.
ADVERTISEMENT

Mengenal Sosok Dewi Sartika Lebih Dekat

Dewi Sartika. (Foto: fckjhon by https://www.flickr.com)
Biografi Dewi Sartika merupakan putri pasangan Patih Bandung, R. Rangga Somanegara dan R. A Rajapermas. Sejak kecil, ia sudah bercita-cita untuk membangun Sekolah Isteri dan menjadi seorang pengajar. Kendati usulnya sempat ditentang, sekolah impiannya dapat terwujud di Pendopo Kabupaten Bandung pada tanggal 16 Januari 1904. Sekolah tersebut pun menjadi awal Dewi Sartika untuk mengembangkan emansipasi wanita.
Sekolah tersebut terus berkembang hingga harus dipindah ke Jalang Ciguriang, yang mana jalan tersebut selanjutnya dikenal orang sebagai Jalan Dewi Sartika. Dikutip dari buku 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia yang ditulis oleh Florberta Aning S (2005: 66), nama sekolah ini pun berubah dari Sekolah Isteri menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri, dengan cabang tersebar di Tasikmalaya, Sumedang, Cianjur, Ciamis, Kuningan, dan Sukabumi. Ketika Kaoetamaan Isteri merayakat HUT-nya yang ke-35, Dewi Sartika dianugerahi bintang emas Orde van Oranje Nassau.
ADVERTISEMENT
Dewi Sartika, istri R. Kd. Agah Suriawinata ini wafat di Cineam, pada tanggal 11 September 1947, ketika ia mengungsi karena pecah perang. Pada tahun 1966, Kartika, perempuan dari Priangan ini mendapat gelar Pahlawan Pergerakan nasional. Hingga saat ini biografi Dewi Sartika menjadi mata air inspirasi bagi gerakan pemberdayaan perempuan di negeri ini. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menginspirasi! (CHL)