Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat sebagai Bapak Pendidikan Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
15 Juni 2022 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi biografi Ki Hajar Dewantara, sumber foto: (Asia Culture Center) by Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biografi Ki Hajar Dewantara, sumber foto: (Asia Culture Center) by Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak tahu tentang biografi Ki Hajar Dewantara? Kisah hidup dari Bapak Pendidikan tersebut banyak dibahas di buku pelajaran, bahkan mulai dari Sekolah Dasar (SD). Tidak dipungkiri, pengetahuan tentang para pahlawan harus ditanamkan kepada setiap generasi Indonesia. Dengan begitu, mereka dapat meneladani sikap nasionalisme dan patriotrisme yang diwariskan oleh para pahlawan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui seluk beluk perjalanan hidup para pejuang di masa lampau, termasuk kisah hidup Ki Hajar Dewantara. Adapun biografi tentang Bapak Pendidikan Indonesia tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di artikel ini.

Biografi Ki Hajar Dewantara Singkat sebagai Bapak Pendidikan Indonesia

Mengutip buku Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri oleh Amos & Amialia (2015), nama asli Ki Hajar Dewantara yang sebenarnya adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat . Beliau lahir pada 2 Mei 1889 dan berasal dari keluarga Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta. Pada masa itu, Kadipaten Pakualaman merupakan salah satu kerajaan pecahan dari Dinasti Mataram.
Ilustrasi biografi Ki Hajar Dewantara, sumber foto: (Adam Niescioruk) by Unsplash.com
Ki Hajar Dewantara merupakan lulusan ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Namun, beliau tidak tamat karena memiliki riwayat sakit.
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara merupakaan aktivis pergerakan nasional yang juga berperan sebagai wartawan di berbagai surat kabar, seperti Midden Java, Sedyotomo, De Express, Oetoesan Hindia, Tjahaja Timoer, Kaoem Moeda, dan Poesara.
Pada tanggal 20 Mei 1908, ia bergabung dengan Boedi Oetomo (BO) di Batavia (Jakarta), namun akhirnya keluar dan menggagas organisasi Indische Partij (IP) bersama dengan Cipto Mangunkusumo dan Ernest Douwes Dekker. Mereka bertiga dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Ki Hajar Dewantara dan Tiga Serangkai

Saat bergabung dengan Tiga Serangkai, Ki Hajar Dewantara vokal dalam menyampaikan kritik tentang pendidikan di Indonesia yang saat itu hanya bisa dinikmati oleh kaum priyayi dan keturunan Belanda.
Pada tahun 1913, Tiga Serangkai diasingkan ke negeri Belanda karena tulisannya dianggap memberontak kepada pemerintah. Berkat Ki Hajar Dewantara, untuk pertama kalinya istilah “Indonesia” digunakan di kancah internasional ketika ia mendirikan kantor berita bernama Indonesische Persbureau di Den Haag.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga tergabung ke dalam Indische Vereeniging (IV) saat di Belanda. Indische Vereeniging (IV) adalah organisasi pelajar Indonesia di Negara Belanda. Ki Hajar Dewantara dipulangkan ke tanah air pada 6 September 1919. Kemudian, beliau mendirikan sekolah Taman Siswa di Yogyakarta.
Usai Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia di bawah pemerintahan Ir. Soekarno. Ia juga memperoleh gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari UGM (Universitas Gadjah Mada) pada tahun 1957. Namun, pada tanggal 28 April 1959, Ki Hajar Dewantara wafat di Yogyakarta, tepat setelah dua tahun mendapat gelar Doctor Honoris Causa tersebut.
Kisah hidup Ki Hajar Dewantara layak dijadikan sebagai panutan masyarakat Indonesia. Dengan meneladani sikap beliau, diharapkan generasi Indonesia dapat tumbuh menjadi pribadi yang sadar akan pentingnya pendidikan sekaligus nasionalisme. (DLA)
ADVERTISEMENT