Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Merawat Bayi Kucing Tanpa Induk dengan Panduan dari Dokter Hewan
8 Juni 2022 21:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara merawat bayi kucing sudah menjadi hal yang penting untuk diketahui para pecinta kucing. Bayi kucing yang tampak lucu dan menggemaskan ternyata memerlukan perawatan khusus. Apalagi bayi kucing yang tidak memiliki induk atau yatim piatu. Cara merawat bayi kucing tanpa induk lebih sulit daripada merawat bayi kucing yang masih memiliki induk. Bayi kucing tanpa induk cenderung lebih lemah dan rentan sakit. Tingkat kematiannya pun jauh lebih tinggi dinadingkan dengan bayi kucing yang dibesarkan oleh induk kucing.
ADVERTISEMENT
Cara Merawat Bayi Kucing tanpa Induk
Menurut buku Panduan Lengkap Merawat Anak Kucing karya Puspasari Respatiningtyas (2015), usia 0-9 minggu merupakan waktu dimana kita harus memberikan perhatian lebih. Usia tersebut cukup rentan untuk perkembangan kucing tanpa induk.
Beberapa cara merawat anak kucing tanpa induk dengan panduan yang disarankan dokter hewan adalah sebagai berikut:
1. Berikan susu pengganti ASI
Anak kucing yang terpisah dari induknya, harus diberikan susu pengganti. Susu pengganti tersebut harus diberikan secara terjadwal.
- Usia 0-1 minggu 2-4 ml setiap 2-3 jam
- Usia 2 minggu 5-6 ml setiap 3-4 jam
- Usia 3 minggu 8-10 ml setiap 5 jam
- Usia 4 minggu 10-15 ml setiap 6 jam
Takaran jumlah susu pengganti yang diberikan harus sebanding dengan jumlah kucing dan usia anakan kucing.
ADVERTISEMENT
Perbandingan yang baik antara susu dan air hangat yaitu 1 bagian susu, 2 bagian air hangat. Jika kesulitan, ikuti aturan pemberian yang tertera pada kemasan susu pengganti.
Saat memberikan susu, posisikan kepalanya dengan kemiringan 45 derajat seperti saat bayi kucing menyusui pada induknya. Hal ini untuk mencegah terjadinya aspirasi susu ke paru-paru, yang bisa membuatnya sesak nafas. Jika anak kucing menangis, tandanya masih lapar. Sedangkan kondisi terlalu banyak memberikan susu ditandai dengan feses (pup) yang cair dan berwarna kuning.
2. Ciptakan tempat yang aman dan nyaman
Jauhkan anak kucing dari jangkauan hewan lain dan harus tetap memperhatikan kebersihannya. Ganti alas tempat anak kucing secara rutin. Selain itu, pastikan untuk jangan menempatkan kucing di tempat yang terdapat celah yang akan membuatnya terjepit. Perhatikan suhu tempat anak kucing yakni di kisaran suhu 21°C-27°C.
ADVERTISEMENT
3. Bantu anak kucing untuk pup dan buang air kecil
Rangsang pup dan urinasi dengan menggunakan kapas hangat diusapkan pada bagian anus dan sekitar alat kelamin. Lakukan selama 5-10 menit setelah makan.
4.Mandi kering untuk anak kucing
Membersihkan anak kucing dapat dilakukan dengan menggunakan tisu basah atau lap yang dibasahi sedikit air hangat. Usapkan lap atau tisu basah secara lembut pada bagian yang kotor. Biasanya bagian wajah dan bawah perut. Pastikan untuk membersihkan bekas area menyusui. Setelah dibersihkan, jemur anak kucing agar lebih hangat. Lakukan di pagi hari sekitar pukul 07.00-08.00 pagi selama 5-10 menit.
Jika terdapat keluhan tertentu yang dialami bayi kucing, segeralah bawa ke dokter hewan . Jika tidak ada masalah kesehatan dan anak kucing, upayakan untuk melakukan kunjungan pertama ke dokter hewan di usia 6 minggu atau 8 minggu.Di sana akan dilakukan pemeriksaan feses, vaksinasi dan kelainan, parasit, maupun kondisi secara umum. Semoga dengan beberapa tips cara merawat bayi kucing tanpa induk di atas, anak kucing tanpa induk milik Anda dapat bertahan hidup sampai dewasa.(ANG)
ADVERTISEMENT