Konten dari Pengguna

Ciri Khas Historiografi Masa Islam dalam Sejarah

Berita Terkini
Penulis kumparan
5 Februari 2024 21:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tuliskan Ciri Khas Historiografi Masa Islam, Foto: Unsplash/aluxum.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tuliskan Ciri Khas Historiografi Masa Islam, Foto: Unsplash/aluxum.
ADVERTISEMENT
Historiografi adalah hasil karya mengenai sejarah yang dibagi menjadi tiga yaitu historiografi tradisional, kolonial, dan modern. Salah satu historiografi tradisional adalah historiografi masa Islam. Tuliskan ciri khas historiografi masa Islam!
ADVERTISEMENT
Ada berbagai ciri khas historiografi ini. Misalnya masih mengandung etnosentris.

Ciri Khas Historiografi Masa Islam

Ilustrasi Tuliskan Ciri Khas Historiografi Masa Islam, Foto: Unsplash/Zhanna Danilova.
Dikutip dari buku Historiografi Islam karya Wahyu Iryana (2021: 2), historiografi pada hakikatnya adalah representasi dari kesadaran sejarawan dalam zamannya dan lingkungan kebudayaan di tempat sejarawan itu hidup.
Dalam penelitian dibutuhkan kemmapuan untuk mencari, menemukan, dan menguji sumber-sumber yang benar. Di mana perkembangan sejarah dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari perkembangan budaya secara umum yang berlangsung sangat cepat.
Pada masa Islam ini, terdapat historiografi yang ditulis para sejarawan di masanya. Tuliskan ciri khas historiografi masa Islam! Berikut penjelasannya.

1. Masih Mengandung Unsur Mitos

Beberapa dari karya-karya tersebut mungkin mengandung unsur mitos, di mana cerita-cerita atau kejadian-kejadian tertentu mungkin dibentuk atau dilebih-lebihkan untuk menciptakan naratif heroik atau untuk menyampaikan pesan moral dan agama.
ADVERTISEMENT
Pada kenyataannya, penulis sejarah pada masa itu tidak selalu mengikuti standar historiografi modern yang lebih objektif.

2. Sudah Mengenal Unsur Kronologi

Walaupun ada penekanan pada unsur kronologi, di mana peristiwa-peristiwa sejarah diatur dalam urutan waktu, penulisan sejarah masa itu dapat bersifat lebih naratif dan kurang kritis dibandingkan dengan pendekatan historiografi modern. Hal ini bisa menciptakan ruang bagi interpretasi dan penyesuaian cerita sejarah.

3. Bersifat Etnosentris

Historiografi masa Islam mungkin juga bersifat etnosentris, dengan fokus yang lebih besar pada kejadian-kejadian dan tokoh-tokoh dari kelompok etnis atau komunitas tertentu. Ini dapat menciptakan perspektif yang tidak selalu inklusif terhadap keragaman sosial dan budaya yang ada pada saat itu.

Aliran Historiografi Islam

Ilustrasi Tuliskan Ciri Khas Historiografi Masa Islam, Sumber Unsplash Masjid Pogung Raya (2)
Ada beberapa aliran dalam historiografi Islam. Berikut penjelasannya.

1. Aliran Yaman atau Arab Selatan

Riwayat-riwayat tentang Yaman di masa silam kebanyakan dalam bentuk hikayat dan berisi tentang cerita-cerita khayal dan dongeng-dongeng kesukuan. Tokoh-tokoh Aliran Yaman di antaranya, Ka'b al-Ahbar, Wahab ibn Munabbih, dan Abid Ibn Syariyyah al-Jurhumi.
ADVERTISEMENT

2. Aliran Madinah

Aliran yang muncul di Madinah ini adalah aliran sejarah ilmiah yang mendalam dan banyak memperhatikan al-Maghazi (perang-perang yang dipimpin langsung oleh Rasullullah SAW) serta biografi nabi.
Para sejarawan dalam aliran ini terdiri dari para ahli hadis dan hukum Islam (fikih). Mereka adalah Abdullah ibn al-Abbas, Said ibn al-Musayyab, Aban ibn Utsman ibn Affan, dan masih banyak lainnya.

3. Aliran Irak

Aliran ini merupakan yang terakhir dengan bidang cakupan lebih luas dari dua aliran sebelumnya. Langkah pertama yang dilakukan oleh bangsa Arab adalah pembukuan tradisi lisan.
Hal ini pertama kali dilakukan oleh Ubaidullah ibn Abi Rafi, sekretaris Ali ibn Abi Thalib ketika menjalankan kekhalifahannya di Kufah.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai ciri khas historiografi Islam yang bisa dijadikan sebagai referensi. Contoh historiografi masa Islam adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti. (Umi)