Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Contoh Carpon Sunda Singkat Lucu yang Mengocok Perut
28 Januari 2022 6:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai bahasa ibu di tanah Jawa Barat, maka bahasa Sunda memiliki keunikan tersendiri, salah satunya carpon atau carita pondok. Dilansir dari Kamus Istilah Sastera Indonesia, Ajip Rosidi, (2018:42), carpon bisa dibilang sebagai cerita pendek berbahasa Sunda. Carpon Sunda singkat lucu sangat mampu mengocok perut.
ADVERTISEMENT
Contoh Carpon Sunda Singkat Lucu
Inilah salah satu contoh carpon Sunda singkat yang bisa mengocok perutmu:
ADVERTISEMENT
****
****
ADVERTISEMENT
Terjemahan Carpon Sunda Singkat Lucu
Kalau kamu belum mahir berbahasa Sunda, tenang saja, berikut terjemahan contoh carpon Sunda lucu di atas:
Sepulang sekolah, Otong menemukan dompet yang tergeletak di pinggir jalan. Dompet itu berisi selembar uang Rp100.000 dan surat-surat penting, seperti KTP dan SIM pemilik dompet itu. Meski Otong termasuk anak nakal, tetapi hatinya baik dan tidak pernah mengambil yang bukan haknya. Bukan didikan dari orang tua yang membuat Otong berbuat baik, melainkan pengaruh pendidikan.
Setelah membaca alamat yang tertera di KTP , Otong langsung pergi menuju alamat tersebut, yang tidak jauh dari kampungnya.
"Assalamualaikum!" ucap Otong setiba di tujuan.
"Walaikumsalam, nyari siapa dek?" jawab seorang bapak sambil membukakan pintu.
ADVERTISEMENT
******
"Permisi, Pak, apakah benar ini rumahnya Pak Haji Abdul di sini?" tanya Otong dengan ragu.
"Betul, ada apa ya?" tanya bapak itu.
"Saya mau mengembalikan dompet ini, tadi nemu di jalan," ujarnya sambil memberikan dompet ke bapak tersebut.
"Ah, pantesan dari tadi saya nyariin gak ketemu, gak taunya jatoh di jalan, yah?" katanya mengambil dompet tersebut.
"Silakan cek terlebih dahulu, Pak, takutnya ada yang ilang," ucap Otong mengingatkan.
"Kalau barang, gak ada yang ilang, Dek, uang juga Masi tetap Rp100.000, tapi tadi, kan, uangnya Rp100.000 selembar, tapi kenapa sekaranh jadi 10lembar Rp10.000?" tanyanya terheran-heran.
***
"Tadi di jalan sama saya uangnya di tukerin dulu pa, soalnya dulu pernah ngembaliin dompet juga, kata yang punya dompetnya "Makasi, yah, Dek, maaf uangnya gak ada receh," gitu, Pak."
ADVERTISEMENT
"Oh, gitu, yauda ini buat adek, makasi ya," ujarnya sambil memberikan uang Rp20.000 ke Otong.
Ternyata Otong menukarnya dengan 10 lembar uang Rp10.000 untuk mendapatkan upah dari si bapak. Alhasil, si bapak tidak mendapatkan Rp100.000-nya secara utuh. Ada-ada saja akal bulus si Otong. Hahahah. (BRP)