Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Contoh Kultum Lucu dan Menarik namun Bermakna
18 Oktober 2022 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sesuatu yang bersifat menghibur cenderung mudah disukai dan lebih mudah untuk dipahami. Bahkan dalam dakwah kerap kita dapati sosok pembicara yang dapat mengundang tawa dalam setiap ceramahnya. Inilah contoh kultum lucu dan menarik namun bermakna sebagai selingan acara keagamaan.
ADVERTISEMENT
Alasan untuk berdakwah dengan menyisipkan canda pernah ditanyakan dalam wawancara dengan Habib Husein Ja'far. Hasil wawancara tersebut dimuat dalam buku Majalah AULA Edisi Juli 2021 - Beda Dalam Kebenaran Sama Dalam Kebaikan (2021:40).
Diambil dari buku tersebut, berdakwah dengan candaan berawal dari keyakinannya bahwa banyak orang yang ingin mengenal Islam tapi tidak tahu harus memulai darimana. Oleh sebab itu Habib Jafar berkomitmen untuk berdakwah melalui jalur digital dengan gaya milenial yang santai, dengan harapan melalui canda dan tawa pesan akan lebih mengena.
Contoh Kultum Lucu dan Menarik
Berikut adalah contoh kultum lucu dan menarik , diambil dari buku Materi Kultum Ustadz Milenial: Seni Dakwah Viral yang Asyik dan Kekinian yang disusun oleh Ust. Haidar Musthofa (2020:20).
ADVERTISEMENT
Tema Kultum: Shalat itu Tunduknya Rukuk dan Sujud
Hadirin yang Dirahmati Allah,
Suatu ketika ada seorang kiai yang dibuat kaget oleh seorang santrinya yang keranjingan filsafat. Menurut santri tersebut, inti dan substansi dari shalat kan mengingat Allah. Jadi ketika kita telah mampu menghadirkan hati dan pikiran untuk mengingat Allah, pada hakikatnya kita telah melakukan shalat.
Oleh karenanya santri berpendapat, shalat tidak perlu wudhu, takbiratul ikram sampe salam, karena semua itu hanyalah simbol dalam kerangka fikih. Akhirnya sang kiai mengajak santri ke restoran. Setelah memesan aneka lauk pauk dan hanya sepiring nasi, sang kiai mulai makan dan nyeletuk, "Gimana, apa Ente sudah kenyang?".
"Kenyang apaan? Makan juga belum" ujar si Santri sewot. "Lho ente bukannya makan ala filsafat? Cukup bayangin aja dalam pikiran? Kalo emang belom kenyang, gimana kalo kita makan ala fikih. Pake simbol baca doa, comot, kunyah, telen. Sana minta nasi sendiri!" seloroh sang kiai.
ADVERTISEMENT
Nah hadirin, janganlah menjadi orang berilmu, lalu mengotak-atik ajaran yang sudah mapan. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat. Dan ingat untuk shalat sesuai ajaran Nabi, karena kalau ikutin santri, kita ngga dapet nasi.
Wassalamualaikum.
Contoh kultum lucu dan menarik diatas merupakan salah satu bukti bahwa Islam tidak menentang humor. Bahkan dalam beberapa kisah Nabi dan sahabatnya terselip lelucon. Namun tetap harus dipahami bahwa manusia dapat selamat di akherat dengan berusaha membatasi tertawa agar tidak berlebihan.(DK)