Konten dari Pengguna

Contoh Naskah Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik Singkat

Berita Terkini
Penulis kumparan
1 April 2022 18:54 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi khatib berceramah tentang Ramadhan yang terbaik. Foto: unsplash.com/utsmanmedia
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi khatib berceramah tentang Ramadhan yang terbaik. Foto: unsplash.com/utsmanmedia
ADVERTISEMENT
Naskah khutbah Jumat Ramadhan terbaik menjadi salah satu hal yang perlu dipersiapkan para khatib. Dengan menyampaikan khutbah Jumat Ramadhan, para jamaah dapat terpacu lagi dalam memperbanyak amalan di bulan suci.
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang membutuhkan contoh naskah khutbah Jumat Ramadhan, Anda bisa menggunakan naskah berikut sebagai referensi.

Contoh Naskah Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik Singkat

Khatib shalat Jumat adalah seseorang yang sangat mulia dalam agama Islam. Sebab, mereka merupakan orang yang menyerukan akan kebenaran.
Seperti yang dikutip dari buku Goresan Emas Sang Dokter karya dr. Mers Deses Esa Karya (2018:227), khatib merupakan seorang yang memberikan ceramah dengan kesejukan dan penyegaran, karena memahami teks, konteks, dan konsep dari Alquran.
Khatib juga sejatinya adalah akademisi dalam bidang agama yang disebut ulul albab. Di mana dia memiliki sebuah kewajiban dalam mengajarkan agama, membaca dan mempelajari dengan akal fikiran tentang kehidupan.
Adapun contoh naskah khutbah Jumat Ramadhan terbaik yakni:
Ilustrasi khatib shalat Jumat. Foto: unsplash.com/utsmanmedia
Khutbah Pertama
ADVERTISEMENT
الْحَمْدُ لِلّهِ الَذِى جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ شَهْرَ الْخَيْرَاتِ وَالْبَرَكَةِ وشَهْرَ الطَّاعَاتِ وشَهْرَ الصّيَامِ وَالْقِيَامِ
وَأشْهَدُ أنْ لا اِلهَ اِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ الّذِى فَضَّلَ بَعْضَ الشُّهُوْرِ وَالاَيَّامِ عَلَى بَعْضٍ وَجَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ مِنَ الشُّهُوْرِ الْعِظَامِ وَأيَّامَهُ مِنَ الايَّامِ الْكِرَامِ وَأشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى أرْسَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.
اللّهُمَّ صَلي وِسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ لِقَاءِ رَبِّهِمْ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
ADVERTISEMENT
وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah menanamkan keimanan dalam hati kita sehingga mau dan mampu melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Segala puji bagi Allah pula, yang telah menghantarkan kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun ini dalam keadaan gembira dan sehat wal afiat.
Shalawat dan Salam tetap terlimpahkan untuk nabi junjungan, manusia pilihan, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga kepada istri-istri beliau, para sahabat dan segenap umatnya yang tsiqoh kepada ajarannya hingga yaumil qiyamah.
ADVERTISEMENT
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah…
Bulan Ramadhan yang telah menghampiri kita kali ini dan di tahun ini, marilah kita jadikan sarana untuk berlomba supaya kita menjadi orang-orang yang beruntung dalam perniagaan kita dengan penggenggam alam semesta; Allah Azza wa Jalla. Beruntung dalam perniagaan yang artinya kita selamat dari siksa akhirat yang pedih.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Ash-Shaf: 10-11)
ADVERTISEMENT
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah…
Lantas, siapa saja orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini?
Pertama: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang mengetahui keutamaan dan nilai bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan kebaikan dan ketaatan kepada Ar-Rahman. Orang beriman berharap akan semua amal-amalnya di bulan ini semuanya ditujukan dalam rangka mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala.
Puasa (menahan lapar dan dahaga) di siang hari, dan berdiri untuk shalat di malam hari juga diperuntukkan kepada Allah Ta’ala, bukan sekedar ikut-ikutan atau karena rasa sungkan kepada orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
ADVERTISEMENT
“Barang siapa puasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan penuh pengharapan, akan diampuni dosanya yang telah terdahulu. Dan barang siapa yang berdiri (shalat) di bulan Ramadhan karena keimanan dan penuh pengharapan akan diampuni dosanya yang telah terdahulu.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Kedua: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang melaksanakan puasa dengan sunguh-sungguh.
Tidak hanya perut yang menahan lapar, akan tetapi juga raga yang menahan dari segala yang dilarang oleh Allah Ta’ala.
Menahan lisan dari berucap kata-kata kotor, dusta, ghibah dan sia-sia. Menahan mata dari memandang yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Menahan telinga dari mendengarkan yang tidak halal baginya.
Telinga, lisan dan mata berpuasa sebelum berpuasanya perut dan kemaluan, karena seorang mukmin mengetahui bahwa tidaklah sempurna taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala dalam hal meninggalkan syahwat yang diperbolehkan saat tidak berpuasa, hingga ia mampu bertaqarrub kepada Allah Ta’ala dengan cara meninggalkan apa-apa yang larang-Nya di semua keadaaan.
ADVERTISEMENT
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan keji dan berbuat keji, maka Allah tidaklah butuh ia meninggalkan makan dan minumnya (puasanya).” (HR. Al-Bukhari No. 6057)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan dalam sabdanya yang lain,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ
“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagiannya kecuali lapar dan dahaga semata, dan berapa banyak orang yang berdiri shalat tidak mendapatkan bagiannya kecuali bergadang saja.” (HR. Ahmad)
Ketiga: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang mendapati hikmah dari ibadah puasa, yakni takwa.
ADVERTISEMENT
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 183)
Kata la’alla dalam al-Quran memiliki beberapa makna, di antaranya ta’lil (alasan) dan tarajji ‘indal mukhathab (harapan dari sisi orang diajak bicara).
Dengan makna ta’lil, dapat kita artikan bahwa alasan diwajibkannya puasa adalah agar orang yang berpuasa mencapai derajat takwa. Dengan makna tarajji, dapat kita artikan bahwa orang yang berpuasa berharap dengan perantaraan puasanya ia dapat menjadi orang yang bertakwa. (Ad–Durr Al–Masun, As-Samin Al Halabi, 138; Al Itqan Fii Ulumil Qur’an, As-Suyuthi, 504)
ADVERTISEMENT
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah…
Keempat: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang bermujahadah dalam melaksanakan shiyam (puasa) dan qiyam (berdiri shalat) juga amal-amal shalih.
Seorang mukmin pada hari-hari awal di bulan Ramadhan senantiasa bersungguh-sungguh untuk beribadah, dan kemudian meningkatkan kesungguhannya manakala mendapati sepuluh hari akhir bulan Ramadhan. Ada sebuah kaidah salam syariat,
إِذَا صَلُحَتِ البِدَايَةُ حَسُنَتِ النِّهَايَةُ
“Apabila permulaannya benar maka ia akan mendapati akhir yang baik.”
Orang yang berpuasa hendaknya memiliki amal yang maksimal baik di awal maupun pertengahannya, sehingga ia bisa mendapatkan kekuatan untuk mengakhiri dari ujung-ujung hari Ramadhan dengan amalan terbaik.
Aisyah, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan apa yang dilakukan Nabi pada 10 hari terakhir Ramadhan.
ADVERTISEMENT
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ – أَيْ الْعَشْرُ الْأَخِيْرِ مِنْ رَمَضَانَ – شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkatkan amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” (HR. Al-Bukhari & Muslim).
Demikianlah Rasulullah meneladankan bagaimana mengisi 10 hari terakhir Ramadhan. Berusaha semaksimal mungkin fokus dalam ibadah dan memutus sementara waktu dengan segala urusan keduniawian.
Terlebih dalam rentang 10 hari terakhir Ramadhan itu ada yang namanya Lailatul Qadar, satu malam yang nilainya setara dengan 1000 bulan alias 83 tahun, bahkan pada hakikatnya, jauh lebih baik dari angka tersebut. 10 hari terakhir mesti menjadi puncak usaha umat Islam dalam ibadah, yang awalnya sebatas hatam al-Quran, sekarang bagaimana hatam dan paham maknanya agar proses menuju tangga takwa kian mudah untuk digapai.
ADVERTISEMENT
Kelima: Orang yang beruntung di bulan Ramadhan ini adalah orang yang berpuasa dengan memperbanyak tilawatul qur’an.
Ramadhan adalah bulan al-Quran, karena pada bulan ini al-Quran yang berisi petunjuk dan penjelasan diturunkan oleh Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
… شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ…
“…Bulan Ramadhan yang di dalamnya –mulai- diturunkannya al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq dan yang bathil…” (QS Al-Baqarah: 185)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
ADVERTISEMENT
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ! اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ. وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنْ. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
ADVERTISEMENT
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
ADVERTISEMENT
(MZM)