news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Contoh Penerapan Iptek yang Tidak Selaras dengan Nilai Keagamaan di Era Modern

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
20 Mei 2022 18:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Foto: unsplash.com/fabioha
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Foto: unsplash.com/fabioha
ADVERTISEMENT
Contoh penerapan iptek yang tidak selaras dengan nilai keagamaan adalah kegiatan yang wajib dihindari di era modern. Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang dan selalu membuat hal-hal yang memudahkan kehidupannya sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang membuat perkembangan zaman berjalan sangat pesat. Hampir seluruh aspek keidupan mengalami perubahan akibat kemajuan zaman.
Namun, terdapat hal yang tidak bisa diubah walaupun dengan iptek manusia yang begitu canggih, salah satunya adalah aspek keagamaan. Lantas, apa saja contoh penerapan iptek yang tidak selaras dengan nilai keagamaan?

Contoh Penerapan Iptek yang Tidak Selaras dengan Nilai Keagamaan di Era Modern

Ilustrasi kegiatan keagamaan yang tidak bisa dirubah oleh iptek. Foto: unsplash.com/jeremyperkins
Tidak ada satupun agama yang menolak adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Namun, manusia merupakan seorang makhluk ciptaan Tuhan. Artinya, terdapat batasan yang tidak bisa dilewati. Batasan tersebut adalah keagamaan.
Misalnya yang dikutip dari buku Membumikan Al-Qur’an Jilid 2 karya M. Quraish Shihab (2011:42), Islam tidak menekankan bentuk-bentuk formal yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhamamd SAW tidak jarang mengubah dan menerima hal-hal yang baru yang disodorkan kepada beliau, lalu meninggalkan hal-hal yang lama.
Meski demikian, dalam hal peribadatan tidak pernah berubah. Sebab ajaran agama berasal dari Allah, Tuhan yang Maha Kuasa.
Apabila terdapat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertentangan dengan Al-Qur’an maupun Al-Hadits, maka hal tersebut wajib ditinggalkan.
Seharusnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat umat Islam semakin meyakini kebesaran Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam agama Kristen juga menghargai kemajuan pengetahuan dan ilmu teknologi. Seperti yang dikutip dari Christ The Controversialist karya John Stott (2020: 33-34), perkembangan zaman tidak bisa ditolak, harus fleksibel mengikuti zaman dan tidak dalam cetakan lama selamanya.
Namun, penerimaan orang Kristen terhadap perubahan harus dipilah-pilah, khususnya perubahan tidak boleh termasuk dalam pengajaran rasuli yang tidak ditemui dalam Perjanjian Baru. Perubahan bukan untuk meninggalkan, namun tetap dalam kemurniannya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah agama harus mengikuti perkembangan iptek secara fleksibel dan mengikuti zaman.
Sebab, sejarah pasti akan berubah dan menghalangi kemajuan sama saja dengan menghalangi air yang jatuh dari tempat tinggi. Orang akan menjadi kaku apabila tidak mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Namun yang perlu digaris bawahi adalah perkembangan tidaklah sampai pada aspek peribadatan. Sebab, tidak ada seorangpun yang bisa mengubah nilai-nilai dalam sebuah agama.
(MZM)