Daftar Hari-Hari Baik dan Buruk Menurut Pandangan Orang Bugis

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
15 Mei 2022 17:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hari-hari Baik dan Buruk Menurut Pandangan Orang Bugis. Sumber: Pexels.com/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hari-hari Baik dan Buruk Menurut Pandangan Orang Bugis. Sumber: Pexels.com/Pixabay
ADVERTISEMENT
Bulan Mei hingga bulan Juli merupakan bulan yang sering dipilih orang untuk melangsungkan pernikhan. Oleh sebab itu, tak heran bila informasi tentang hari-hari baik dan buruk pun dikumpulkan berdasarkan adat istiadat atau tradisi yang dipegang. Kira-kira bagaimana hari-hari baik dan buruk menurut pandangan orang Bugis?
ADVERTISEMENT
Berikut penjelasan selengkapnya tentang hari-hari baik dan buruk menurut pandangan orang Bugis yang dapat Anda simak. Pastikan Anda membaca ulasan menarik ini hingga akhir, ya!

Hari-hari Baik dan Buruk Menurut Pandangan Orang Bugis

Penggunaan symbol hari-hari baik dan buruk sangat berkaitan dengan konsep waktu masyarakat Bugis. Gunawan dalam jurnalnya yang berjudul Pedoman Simbol Hari Baik dan Hari Buruk Masyarakat Bugis di Kota Kendari menjelaskan konsep waktu tersebut meliputi hari, bulan, dan tahun.
Perhitungan tahun dalam satu tahun dihitung berdasarkan waktu panen atau setiap enam bulan. Kemudian setiap bulan terdiri dari 29 atau 30 hari.
Ilustrasi Hari Baik. Sumber: Pexels.com/invisiblepower
Menurut pandangan orang Bugis, setiap bagian waktu dalam satu hari mempunyai petunjuk hari baik atau tidak untuk memulai aktivitas. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Selasa dikatakan sebagai hari buruk karena kata Salasa memiliki kemiripan huruf dengan kata sala-sala, sisala, atau lari sala yang dalam bahasa Bugis dikenal dengan keburukan.
Itulah informasi seputar hari-hari baik dan buruk menurut pandangan orang Bugis. Banyaknya keberagaman suku, budaya, dan tradisi di Indonesia tentu beragam pula pandangan masyarakat tentang hari baik dan hari buruk.
Hal ini seperti peribahasa lain ladang lain belalang, yakni setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda. Jadi, aturan antara satu daerah dapat berbeda dengan daerah lain. Demikian pula tentang anggapan hari baik dan buruk.
ADVERTISEMENT
Setelah ini, pembahasan budaya apa lagi yang ingin Anda ketahui? Tuliskan di kolom komentar, ya! Sampai jumpa dengan informasi budaya lainnya di Berita Terkini. (AA)