Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Dalil Puasa Wajib dan Sunnah yang Terkandung dalam Al Quran dan Hadist
18 April 2022 20:35 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 16 Maret 2023 10:47 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam buku Panduan Shalat Lengkap dan Praktis - Wajib dan Sunnah (2017: 131) disebutkan, "Ibadah ibadah wajib dalam Islam pada umumnya diiringi dengan ibadah ibadah yang sunnah. Misalnya ibadah puasa, ada puasa wajib di bulan Ramadhan, ada pula puasa puasa yang sunnah seperti puasa Daud, puasa Senen Kamis, dan lain lain.
Baca juga: Keutamaan Puasa Ramadhan Sesuai Hadist
Dalil Puasa Wajib dan Sunnah Menurut Al Quran dan Hadist
Dalil puasa Wajib menurut Alquran disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 183,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Yaa ayyuhallaziina aamanuu kutiba ‘alaikumush-shiyamu kamaa kutiba ‘alallaziina ming qablikum la’allakum tattaquun.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
ADVERTISEMENT
Adapun dalil puasa Wajib menurut Hadist adalah sebagai berikut, dari Ibnu Umar ra disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Islam itu dibangun di atas lima [pondasi], yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan Zakat, Haji, dan puasa Ramadhan" (HR. Bukhari).
Puasa Sunnah adalah ibadah yang sering dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW, karena nilai pahalanya yang luar biasa. Berikut adalah dalil menurut Hadist berdasarkan jenis puasa Sunnah.
1. Dalil Puasa Asyura
Puasa Asyura adalah puasa yang dilaksanakan oleh Nabi Nuh a.s dan umatnya sewaktu turun dengan selamat dari kapal yang ditumpanginya.
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya hari Asyura adalah hari hari Allah. Maka barangsiapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah pada hari itu. Dan barangsiapa tidak ingin, maka ia boleh meninggalkannya" (HR. Muslim).
ADVERTISEMENT
2. Dalil Puasa Daud
Dijelaskan tentang puasa Daud, Rasulullah saw menjawab ketika ditanya oleh seseorang, "Bagaimana menurutmu tentang orang yang berpuasa satu hari dan berbuka satu hari? Beliau menjawab itu adalah puasanya saudaraku, Daud a.s"
Adapun dalil puasa Daud disebutkan, "Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari" (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Dalil puasa Ramadhan
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda:
بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحِجِّ الْبَيْتَ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهَ سَبِيْلاً
ADVERTISEMENT
Buniyal islaamu 'ala khomsin. Syahaadati alaailaha ilallah wa anna muhammadarasulullah, wa iqaamisholah, wa iitaaizzakaah, wa shaumi ramadhaan, wa hijjil baita manistatha'a ilaha sabiila.
Artinya: “Islam ditegakkan di atas lima perkara, yaitu dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi mereka yang mampu.” (HR. Bukhari Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasai).
4. Dalil Surat Al-Baqarah 185
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn
ADVERTISEMENT
Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
Dengan mengetahui dalil puasa Wajib dan Sunnah lebih dalam, diharapkan berpuasa bisa menjadi bagian dari keseharian hidup kita sebagai umat Islam.
ADVERTISEMENT
Baca juga: 7 Amalan Puasa Ramadhan
(DK)