Konten dari Pengguna

Dampak dari Konsep Nasakom yang Diberlakukan oleh Presiden Sukarno

Berita Terkini
Penulis kumparan
1 Desember 2022 21:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dampak dari Konsep Nasakom yang Diberlakukan oleh Presiden Sukarno. (Foto: Jorono by https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dampak dari Konsep Nasakom yang Diberlakukan oleh Presiden Sukarno. (Foto: Jorono by https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
Tahun-tahun setelah Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1955 ditandai dengan berbagai krisis dalam kehidupan politik nasional. Namun, satu hal yang jelas adalah PKI semakin lama semakin kuat. Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI), saingan terkuat PKI, pada 1960 dilarang karena keterlibatan pemimpin mereka dalam pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Kondisi politik berikutnya dicurahkan pada implementasi doktrin Nasakom Soekarno (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme). Adapun dampak dari konsep Nasakom yang diberlakukan oleh Presiden Sukarno adalah terjadi pemberontakan di beberapa daerah.
ADVERTISEMENT

Apa Dampak Nasakom pada Era Sukarno?

Ilustrasi Dampak dari Konsep Nasakom yang Diberlakukan oleh Presiden Sukarno. (Foto: fajaraddana91 by https://pixabay.com/id/)
Singkatan dari apakah Nasakom itu, jawabannya adalah Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Doktrin ini pada dasarnya mempunyai maksud bahwa semua partai politik, terutama PNI, NU, dan PKI akan berperan dalam pemerintahan di setiap tingkatan. Kebijakan ini berakibat pada meningkatnya pengaruh PKI di seantero negeri Indonesia.
Dikutip dari buku Memahami Islam Jawa yang ditulis oleh Bambang Pranowo (2009: 127), tingkatan praktis teori Nasakom justru memperuncing perpecahan di kalangan masyarakat sesuai dengan partai tempat masing-masing benaung. Terjadi perpecahan politik Nasakom pada kehidupan pedesaan digambarkan oleh beberapa informasi yang ditemukan.
Adapun setiap orang terlalu sibuk pada era Nasakom. Setiap partai memiliki kepentingannya masing-masing. Pihak yang mendukung NU arogan, seolah-olah agama hanya milik mereka saja.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, pihak yang mendukung PNI dan PKI tidak peduli dengan agama, seakan-akan politik adalah segalanya dan seolah-olah di masa datang mereka tidak akan pernah mati.
Masuknya partai politik dalam kehidupan desa dan pengelompokan masyarakat berdasarkan afiliasi mereka pada partai politik selama era Nasakom berakibat pada meruncingnya perpecahan di antara sesama warga yang lebih saleh dengan mereka yang kurang saleh.
Situasi ini pun berlanjut hingga 1965. Sejak tahun 1965, sebagaimana yang ada dalam sejarah, diperlihatkan bahwa pengaruh budaya keagamaan santri terhadap kehidupan desa semakin meningkat tajam.
Demikian penjelasan dampak dari Nasakom yang diberlakukan oleh Presiden Sukarno. Semoga informasi di atas bermanfaat! (CHL)