Konten dari Pengguna

Dampak Penangkapan terhadap Para Pemimpin PNI dalam Sejarah Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
25 Agustus 2022 22:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi sumber: Hasyir Anshori on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi sumber: Hasyir Anshori on Unsplash
ADVERTISEMENT
Adanya penangkapan terhadap para pemimpin PNI memberi dampak pada pembubaran PNI menjadi Partindo. PNI merupakan partai yang didirikan pertama kali oleh Soekarno pada tahun 1927. Partai ini memiliki sejarah yang cukup panjang karena menjadi partai politik tertua di Indonesia. Secara umum, tujuan pembentukan PNI adalah untuk menolak segala bentuk kerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda. Atas dasar ideology tersebut, PNI dianggap sebagai partai yang mengancam eksistensi Belanda. Hingga akhirnya para tokoh penting PNI ditangkap, diadili, dan dipenjarakan. Lalu, ada dampak yang ditimbulkan dari penangkapan pemimpin PNI tersebut? Agar semakin paham, simak ulasannya di artikel ini.
ADVERTISEMENT

Sejarah Penangkapan Para Pemimpin PNI

Mengutip buku Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap oleh Mirnawati (2012), Belanda menangkap Soekarno, Maskun Sumadiredja, Gatot Mangkupraja, dan Soepriadinata pada Desember 1929 karena aktivitas politiknya dianggap sebagai ancaman.
Pengurus PNI melaksanakan Kongres Luar Biasa di Jakarta, Indonesia pada tanggal 25 April 1931 yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai cabang. Dalam kongres tersebut, Sartono mengemukakan dua pilihan yang bisa ditempuh oleh PNI. Pertama, terus melakukan aktivitas politik dengan berbagai hambatannya. Kedua, membubarkan PNI dan membangun partai dengan identitas yang baru. Rupanya, opsi kedua adalah opsi yang paling banyak dipilih.

Dampak Penangkapan terhadap Para Pemimpin PNI

PNI dibubarkan pada tanggal 25 April 1931. Hal ini didukung dengan Maklumat Pembubaran PNI yang ditandatangani oleh enam pengurus, yakni Sartono, Anwari, S. Anggron Sudirjo, Ali Sastroamidjojo, Soewirjo, dan Sujudi.
ADVERTISEMENT
Para pengurus ini meyakini bahwa meskipun PNI dibubarkan, namun semangat kebangsaan yang ditanamkan oleh PNI masih tetap menggema dan akan diimplementasikan untuk memperjuangkan kebebasan bagi rakyat pribumi. Satu minggu setelah penandatangan tersebut, PNI dibubarkan secara resmi pada 3 Mei 1931.
Empat hari usai dibubarkannya PNI di Jakarta, sebuah partai yang baru telah lahir. Partai tersebut mempunyai prinsip yang tidak jauh berbeda dengan PNI. Selanjutnya, pada tanggal 1 Mei 1931, berdirilah Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Sartono.
Setelah menyimak sejarah PNI di atas, dapat disimpulkan bahwa penangkapan menghasilkan beberapa dampak, yakni PNI membubarkan diri, dipenjarakannya Soekarno, dan pimpinan lainnya, serta berdirinya partai baru bernama Partindo. (DLA)