Konten dari Pengguna

Deretan Pahlawan Kemerdekaan Indonesia yang Gagah Berani di Medan Perang

Berita Terkini
Penulis kumparan
1 Agustus 2021 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pahlawan kemerdekaan indonesia
zoom-in-whitePerbesar
pahlawan kemerdekaan indonesia
ADVERTISEMENT
Pahlawan kemerdekaan Indonesia adalah orang-orang yang berjasa di balik kemerdekaan negara Indonesia. Pahlawan bermakna sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya membela kebenaran. Selain mereka yang menyumbangkan ide, pemikiran, dan juga ideologi, ada juga beberapa nama yang membela kemerdekaan Indonesia dengan cara maju langsung ke medan perang.
ADVERTISEMENT
Pahlawan kemerdekaan Indonesia yang gagah berani berjuang di medan perang ini ada banyak sekali, hampir di setiap daerah di Indonesia. Kita semua tahu bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah di tanah air.

Nama-nama Pahlawan Kemerdekaan Indonesia yang Gagah Berani di Medan Perang

Berikut adalah beberapa nama pahlawan kemerdekaan Indonesia yang membela kehormatan negara Indonesia dengan melawan para penjajah langsung di medan perang menurut buku Ensiklopedi Pahlawan Nasional, 2007.
Kapitan Pattimura, bernama asli Thomas Matulessy lahir di Ambon pada tahun 1783. Pada 1816, Belanda masuk dan mulai menguasai Maluku lalu terjadilah penindasan pada rakyat. Kekayaan Maluku dikuras dan rakyat dipaksa kerja rodi. Pattimura berhasil menyatukan kerajaan Nusantara yaitu Ternate dan Tidore untuk menghalau penjajah di tahun 1817. Belanda sempat menawarkan kerja sama, tapi ditolak mentah-mentah oleh Pattimura. Pattimura wafat terkena hukuman mati pada 16 Desember 1817.
ADVERTISEMENT
Pahlawan kemerdekaan Indonesia yang tak kalah berani lainnya adalah seorang wanita yang lahir di Aceh Besar pada 1848 bernama Cut Nyak Dien. Ia adalah wanita tangguh yang memimpin pasukan melawan Belanda di Perang Aceh. Cut Nyak Dien berusaha menghentikan penjajahan Belanda karena ingin membalaskan kematian mendiang suaminya yang lebih dahulu tewas saat berperang. Semangat Cut Nyak Dien membawanya mengenal sosok Teuku Umar, pejuang Aceh yang akhirnya menjadi suami kedua beliau. Ia lalu ditangkap dan diasingkan hingga meninggal di Sumedang, pada 6 November 1908 dan dimakamkan di sana.
Pahlawan wanita berikutnya adalah Raden Dewi Sartika yang lahir di Cicalengka pada 4 Desember 1884. Lahir sebagai keluarga ningrat yang bisa mengenyam pendidikan, membuatnya terpikir untuk membuka Sekolah Istri atau sekolah khusus perempuan se-Hindia Belanda. Ia dianugerahi bintang perak oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada masa perang kemerdekaan, ia mengungsi ke Cinean dan meninggal pada 11 September 1947.
ADVERTISEMENT
Pangeran Diponegoro yang bernama kecil Raden Mas Ontowiryo lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Putra sulung dari Sultan Hamengkubuwono III ini dikenal karena menjadi pimpinan Perang Diponegoro saat tahun 1825 sampai 1830.
Perang Diponegoro adalah perang yang dikenal dengan jumlah korban terbanyak dalam sejarah Indonesia. Pada 1830, Belanda melakukan siasat licik dengan pura-pura mengajak Pangeran Diponegoro berunding di Magelang. Dalam perundingan tersebut, ia ditangkap dan dibuang ke Manado, lalu dipindahkan ke Ujung Pandang dan meninggal di sana pada 8 Januari 1985. Pangeran Diponegoro akhirnya mendapatkan penghargaan sebagai pahlawan nasional. (DNR)