Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Doa Nabi Musa Saat Dilanda Kesusahan
19 Juli 2021 15:42 WIB
·
waktu baca 1 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nabi Musa dan Mukzizatnya
Dalam kitab Tafsir al-Azhar Jilid 4: Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Ilmu Kalam, Sastra dan Psikologi oleh Hamka 2015: 605) dijelaskan bahwa perjuangan Nabi Musa merupakan perjuangan paling dahsyat jika dibanding dengan nabi-nabi yang lain, sebelum Nabi Muhammad. Hal ini tertuang dalam Surat Huud ayat 96:
“Dan sesungguhnya telah Kami utus (pula) Musa dengan ayat-ayat Kami.” (QS. Huud ayat 96).
Ayat di atas merupakan salah satu tanda bukti bahwa Allah SWT telah mengutus Nabi Musa untuk membuktikan kenabian dan kerasulannya. Beberapa mukzizat yang dimiliki oleh Nabi Musa yaitu tongkat yang dipegangnya dapat berubah menjadi ular. Jika dipukulkan ke laut, maka bisa membelah lautan dan jika dipukulkan ke batu, maka batu tersebut akan memancarkan 12 mata air.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Nabi Musa sangat terang dan nyata. Apa yang telah dibawanya merupakan suatu kebenaran yang hakiki dan tidak seharusnya disangkal oleh manusia. Meskipun telah dikaruniai mukzizat yang luar biasa, nyatanya Nabi Musa masih merasa kesulitan dalam menghadapi Raja Fir’aun yang terkenal kejam.
Doa Nabi Musa
Dikutip dari buku Setelah Kesulitan Ada Kemudahan oleh Syaih Muhsin bin Ali At-Tanukhi (2013: 53), berikut adalah doa Musa ketika menghadapi Fir’aun:
Kuntu wa takunu hayya latamuutu, tanaamul ‘uyun, watankadirunnujuum, wa anta hayyu qoyyum, laa tak khudzuka sinnatuwwalaa naumun, yaa hayyuu yaa qoyyuum.
Artinya: “Engkau telah dan senantiasa hidup dan tidak akan mati, banyak mata sedang tidur, dan bintang-bintang telah turun, sementara Engkau hidup dan senantiasa mengurusi makhluk, Engkau tidak mengantuk dan tidak tidur, wahat Dzat Maha Hidup Kekal, wahai Dzat yang terus menerus mengurus makhluk.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Ad-Dunya dalam Al-Faraj: 96).
ADVERTISEMENT