Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Fakta dan Kronologi Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
14 Agustus 2021 8:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa bersejarah yang tidak boleh dilupakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan itu, ada banyak hal yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Fakta dan Kronologi Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Melansir situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, kronologi peristiwa ini berawal dari pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) oleh Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945 yang bertujuan untuk menegaskan akan tercapainya kemerdekaan Indonesia, yang kemudian berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pada 12 Agustus 1945, pemerintahan Jepang melalui Marsekal Terauchi menemui Soekarno, Hatta, dan Radjiman di Dalat, Vietnam untuk memberi tahu bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan Indonesia kemerdekaan dan proklamasi dapat dilaksanakan di dalam beberapa hari. Meski begitu, Terauchi sebenarnya menginginkan proklamasi dilaksanakan pada 24 Agustus 1945.
Dua hari kemudian, Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke Indonesia dan langsun didesak oleh Sutan Syahrir untuk segera memproklamasikan kemerdekaan , karena beliau menganggap pertemuan di Dalat hanyalah tipu muslihat Jepang, karena Jepang sendiri sebenarnya sudah menyerah kepada Sekutu, sehingga Jepang menjanjikan kemerdekaan itu demi menghindari perpecahan di dalam kubu nasionalis.
ADVERTISEMENT
Namun, Soekarno belum yakin bahwa Jepang benar-benar telah menyerah. Jika belum, maka proklamasi itu bisa menimbulkan pertumpahan darah yang fatal. Soekarno pun mengingatkan bahwa Syahrir tidak berhak untuk memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak PPKI, sedangkan Syahrir menganggap bahwa proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanyalah “hadiah” dari Jepang.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang akhirnya secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri. Angkatan Laut Jepang yang masih berkuasa di Indonesia berjanji akan mengembalikan Indonesia ke tangan Sekutu. Mendengar kabar tersebut lewat radio BBC, Sutan Syahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Namun, golongan tua ingin berhati-hati agar tidak terjadi pertumpahan darah saat proklamasi nanti. Mereka pun berencana untuk mengadakan rapat PPKI pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 10.00. Hal ini tentu tidak disetujui oleh golongan muda, karena PPKI adalah badan bentukan Jepang dan Indonesia harus merdeka atas usaha bangsa sendiri, bukan karena dihadiahi oleh Jepang.
ADVERTISEMENT
Kobaran semangat kemerdekaan membuat golongan muda “menculik” Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari. Mereka ingin meyakinkan keduanya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan sebelum terlambat. Achmad Soebardjo dan Yusuf Kunto akhirnya mendatangi mereka untuk menjemput Soekarno dan Hatta, juga meyakinkan golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan paling lambat pada pukul 12.00 di tanggal 17 Agustus 1945.
Naskah Proklamasi akhirnya disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Soebardjo di ruang makan dari rumah Laksamana Tadashi Maeda yang berlokasi di Jl. Imam Bonjol 1 pada 17 Agustus 1945 dari pukul 02.00 - 04.00. Setelah naskah proklamasi klad selesai ditulis oleh Soekarno, Sayuti Melik menyunting dan mengetiknya dengan rapi untuk ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Naskah inilah yang dikenal sebagai naskah proklamasi otentik.
Tepat pukul 10.00 pada tanggal 17 Agustus 1945, bertempat di rumah Soekarno (Jl. Pegangsaan Timur No. 56), Soekarno akhirnya membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dilanjutkan pidato singkat dan pengibaran bendera merah-putih yang dijahit oleh Fatmawati. Soewirjo selaku wakil wali kota Jakarta saat itu dan Moewardi selaku pimpinan Barisan Pelopor kemudian memberikan sambutan singkat. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut meresmikan kemerdekaan bangsa Indonesia dari imperialisme Jepang.(BRP)
ADVERTISEMENT