Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Konten dari Pengguna
Hanacaraka Pasangan dan Penggunaannya dalam Sastra Jawa
11 Januari 2022 8:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sastra Jawa memiliki aksara yang cukup kompleks. Terdiri dari 20 aksara dasar, hanacaraka pasangan juga sangat penting untuk digunakan. Adapun aksara dasar Jawa adalah: Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Dha, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, dan Nga.
ADVERTISEMENT
Pengertian Hanacaraka Pasangan
Dilansir dari buku GAUL AKSARA JAWA, Genk Kobra Javaholic (ed.), (2015:12), pengertian pasangan di dalam aksara Jawa adalah simbol-simbol yang dapat digunakan untuk menghilangkan huruf vokal di aksara dasar hanacaraka.
Aksara Jawa pada dasarnya memiliki huruf vokal berupa /a/. Namun, beberapa penyusunan kalimat perlu menghilangkan huruf vokal. Untuk itulah pasangan aksara Jawa sangat dibutuhkan.
Dengan adanya 20 aksara dasar, maka ada 20 pasangan juga di dalam aksara Jawa. Ya, setiap aksara dasar itu memiliki pasangannya masing-masing.
Pasangan di dalam aksara Jawa hanya boleh ditulis di tengah kata atau kalimat (setelah aksara yang vokalnya ingin dihilangkan), tidak di awal kata atau kalimat dan harus ditulis dari kiri ke kanan.
ADVERTISEMENT
Contoh Penggunaan Pasangan Hanacaraka
Agar lebih jelas, simak deretan contoh penggunaan pasangan hanacaraka berikut ini:
Penulisan 'anak sapi' tanpa pasangan hanacaraka akan tertulis dan terbaca sebagai 'anakasapi'. Di dalam hal ini, vokal aksara 'ka' harus dihilangkan agar bisa tertulis dan terbaca sebagai 'anak'. Cara menghilangkannya adalah dengan menuliskan pasangan aksara 'sa' di bawah aksara 'ka'.
Penulisan 'Keraton Jogja' tanpa pasangan hanacaraka akan tertulis dan terbaca sebagai 'Keratonajogja'. Di dalam hal ini, vokal aksara 'na' harus dihilangkan, sehingga akan tertulis dan terbaca sebagai 'keraton'. Cara menghilangkannya adalah dengan menuliskan pasangan aksara 'ja' di bawah aksara 'na'.
Penulisan 'nulis surat' tanpa pasangan hanacaraka akan tertulis dan terbaca sebagai 'Nulisasurat'. Di dalam hal ini, vokal aksara 'sa' harus dihilangkan agar tertulis dan terbaca sebagai 'nulis'. Cara menghilangkannya adalah dengan menuliskan pasangan aksara 'su' (kombinasi antara aksara 'sa' dengan sandangan 'u') di bawah aksara 'sa'.
ADVERTISEMENT
Kini kamu telah memahami penggunaan hanacaraka pasangan di dalam sastra Jawa, bukan? (BRP)