Hukum dan Ketentuan Membaca Niat Sesudah Sahur

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
3 April 2022 18:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sesudah Sahur. Sumber: Monstera/Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sesudah Sahur. Sumber: Monstera/Pexels.com
ADVERTISEMENT
Sahur merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh pemeluk agama Islam yang melaksanakan ibadah puasa ramadan. Secara bahasa, arti dari sahur adalah makan pada dini hari bagi orang-orang yang akan menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa di bulan suci Ramadan merupakan kewajiban bagi umat muslim. Siapa saja yang diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan dan bagaimana ketentuan membaca niat sesudah sahur? Yuk, pahami selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
ADVERTISEMENT

Syarat Wajib Puasa Ramadan

Sebelum membahas ketentuan membaca niat sesudah sahur, kita perlu memahami syarat wajib puasa. Ahmad Sarwat (2014) dalam buku yang berjudul Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan menjelaskan bahwa ada tujuh syarat wajib puasa. Tujuh syarat tersebut, yaitu:
Jadi, seorang Muslim yang memenuhi tujuh syarat wajib melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Allah SWT pernah berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 183 – 184 yang berbunyi,
ADVERTISEMENT
Setelah memahami syarat dan perintah puasa wajib Ramadan, saatnya kita untuk memahami hukum membaca niat puasa. Bolehkah membaca niat sesudah sahur? Pastikan Anda membaca pembahasan berikut sampai tuntas, ya!

Bolehkah Membaca Niat Sesudah Sahur?

Ilustrasi Malam Hari. Sumber: SevenStorm JUHASZIMRUS/Pexels.com
Sejatinya, niat puasa Ramadan itu dapat dilakukan pada malam hari dan paling lambat menjelang terbut fajar. Pertanyaannya adalah ‘sesudah sahur’ itu kapan? Bila yang dimaksud sesudah sahur itu adalah sebelum fajar atau imsak maka boleh saja membaca niat sesudah sahur. Namun, bila sudah terbit fajar? Nah, ini yang perlu dipahami lebih lanjut.
Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili (2021) dalam bukunya yang berjudul Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 1 mengungkapkan bahwa menurut madzhab Syafi’i apabila ada orang yang niat puasa berbarengan dengan waktu fajar maka tidak sah. Madzhab Syafi’i merupakan mazhab yang cukup banyak dianut oleh masyarakat Muslim Indonesia. Kemudian, pendapat madzhab Hanafi tentang niat puasa, yaitu apabila puasanya adalah puasa Ramadhan tunai (ada’) maka boleh mendahulukan niat dimulai dari terbenamnya matahari atau membarengkan niat dengan terbitnya fajar, atau mengakhirkan niat hingga sebelum tengah hari menurut hitungan syara’.
ADVERTISEMENT
Jadi, sebaiknya niatkanlah hati untuk berpuasa Ramadan atau bacalah niat puasa Ramadan pada malam hari agar tidak terlewat atau keliru. Wallahu a’lam bish-shawab. (AA)