Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Hukum Meninggalkan Puasa bagi Anak yang Sudah Mengalami Haid di Bulan Ramadan
14 Maret 2024 21:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puasa Ramadan adalah ibadah wajib bagi setiap umat muslim yang sudah baligh kecuali ada halangan tertentu. Namun terkadang umat muslim masih belum memahami hukum meninggalkan puasa bagi anak yang sudah mengalami haid adalah haram atau tidak.
ADVERTISEMENT
Secara singkat, hukum tersebut tergantung pada kondisi anak. Jadi tidak semua kondisi bisa disamaratakan.
Hukum Meninggalkan Puasa bagi Anak yang Sudah Mengalami Haid Saat Ramadan
Berdasarkan buku 125 Masalah Puasa, Muhammad Anis Sumaji (2008: 7), puasa merupakan aktivitas menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang bersifat membatalkan ibadah tersebut dengan niat karena Allah SWT.
Puasa dibedakan menjadi dua macam. Salah satunya adalah puasa wajib seperti yang dilakukan di bulan Ramadhan. Seperti yang disinggung di atas, semua umat muslim yang sudah baligh harus menjalani puasa ini selama tidak ada hal-hal tertentu yang diperbolehkan oleh syariat Islam.
Bagi anak perempuan, tanda bahwa dirinya sudah baligh adalah mengalami haid. Jadi, ada tiga hukum bagi anak yang sudah mengalami haid namun meninggalkan puasa di bulan Ramadan. Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
1. Wajib
Salah satu hukum meninggalkan puasa bagi anak yang sudah mengalami haid adalah wajib. Hal ini menjadi wajib jika anak itu sedang haid pada bulan Ramadan. Dengan kata lailn, anak tersebut tidak boleh berpuasa selama haid sedang berlangsung.
Namun, anak tersebut harus menghitung berapa hari puasa yang ditinggalkan dan menggantinya di hari lain setelah bulan Ramadan selesai. Hutang puasa tersebut harus selesai sebelum bulan Ramadan tahun selanjutnya datang.
2. Boleh
Anak yang sudah mengalami haid boleh meninggalkan puasa jika sakit cukup parah atau menjalani perjalanan jauh dengan jarak minimal 88 kilometer meskipun tidak sedang menstruasi. Lalu, hari-hari yang ditinggalkan tersebut harus diganti setelah bulan Ramadan.
Namun jika anak tersebut sakit sangat parah sehingga tidak bisa mengganti puasanya, maka harus membayar fidyah. Besaran fidyah bisa berbeda-beda, tergantung madzhab atau aturan yang dianut.
ADVERTISEMENT
3. Haram
Jika seorang anak telah mengalami haid namun dengan sengaja meninggalkan puasa di bulan Ramadan tanpa mengalami hal-hal yang disebutkan di atas, maka hukumnya menjadi haram sehingga memperoleh dosa. Jadi, anak tersebut harus berpuasa.
Kesimpulannya, hukum meninggalkan puasa bagi anak yang sudah mengalami haid adalah tergantung dari kondisi yang sedang dialami. Hal ini harus dipahami oleh umat muslim khususnya anak perempuan agar tidak salah dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan. (LOV)