Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Hukum Merayakan Maulid Nabi dan Dalilnya dalam Islam
24 September 2021 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Maulid Nabi merupakan salah satu hari besar bagi agama Islam yang dikhususkan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid Nabi sudah berlangsung sejak lama, walaupun ada yang pro dan kontra terhadap peringatan Maulid Nabi. Bagaimana hukum merayakan Maulid Nabi dan dalilnya dalam Islam?
ADVERTISEMENT
Sejarah Maulid Nabi
Sebelumnya, kita flasback mengenai sejarah peringatan dari Maulid Nabi dalam ajaran Islam. Dikutip dari buku Pro dan Kontra Maulid Nabi, AM. Waskito) (2014: 23) perayaan Maulid Nabi dalam sejarah Islam sudah berlangsung sejak lama, sejak ribuan tahun yang lalu. Setidaknya ada tiga teori tentang asal mula perayaan Maulid Nabi.
Pertama, perayaan Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fatimi) di Mesir yang berhaluan Syiah Islamiyah (Rafidhah). Mereka berkuasa di Mesir tahun 362 – 567 Hijriyah atau sekitar abar 4 – 6 Hijriyah. Mula-mula dirayakan di era kepemimpinan Abu Tamim yang bergelar Al-Mu’iz Li Dinillah. Perayaan Maulin Nabi oleh dinasti Ubaid hanya salah satu bentuk perayaan Asyura, perayaan Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid Husain, Maulid Fathimah, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kedua, perayaan Maulid Nabi di kalangan ahlus sunnah pertama kali diadakan oleh Sultan Abu Said Muzhaffar Kubabri, gubernur Irbil di wilayah Irak. Beliau hidup pada tahun 549 – 630 H. Diceritakan saat perayaan Maulid Nabi diadakan Muzhaffar Kukabri mengundangan para ulama, ahli tawasuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya. Beliau menjamu mereka dengan hidangan makanan, memberikan hadiah, bersedekah kepada fakir miskin dan lainnya.
Ketiga, perayaan Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi penguasa Dinasti Ayyub (di bawah kekuasaan Daulah Abbassiyah). Tujuan beliau untuk meningkatkan semangat jihad kaum muslimin, dalam rangkah menghadapi Perang Salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yerusalem dari tangan kerajaan Salibis.
Hukum Memperingati Maulid Nabi
Dikutip dari situs resmi MUI, hukum merayakan Maulid Nabi dan dalilnya, adalah boleh dan tidak termasuk bid’ah dhalalah (mengada-ada yang buruk) tetapi bid’ah hasanah (sesuatu yang baik). Karena tidak ada dalil-dalil yang mengharamkan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, bahkan jika diteliti malah terdapat dalil-dalil yang membolehkannya.(WWN)
ADVERTISEMENT