Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Isi Ayat Alkitab Yesaya 43: 11, Tuhan Sang Juru Selamat
9 November 2021 14:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam agama Kristen, pendalaman Alkitab menjadi suatu hal yang penting dilakukan untuk mengenal Allah lebih dalam. Pengenalan akan Allah melalui Alkitab memberikan pemahaman yang berstruktur, sehingga kita semakin mengerti firman Allah dan mampu melakukan kehendakNya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Risalah Agama Cinta: Menebar Perdamaian, Meraih Kebahagiaan yang ditulis oleh Ibn Ghifarie (2015: 186), umat Kristen selalui diingatkan oleh Yesus Kristus yang menjadi juru selamat manusia dari segala dosa yang telah diperbuat. Pasalnya, keselamatan hanya berada pada Tuhan saja dan tidak ada juru selamat lain selain daripadaNya. Hal tersebut tertuang pada ayat Alkitab Yesaya 43: 11. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai penjelasan ayat Alkitab Yesaya 43: 11 tentang Tuhan juru selamat dalam perjanjian lama.
Penjelasan Ayat Alkitab Yesaya 43: 11
Kitab Yesaya merupakan bagian dari Perjanjian Lama yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pertama yang terdiri dari pasal 1–39 (Proto-Yesaya), bagian kedua yang terdiri dari pasal 40–55 (Deutero-Yesaya), dan bagian ketiga yang terdiri dari pasal 56–66 (Trito–Yesaya). Ayat Alkitab Yesaya 43: 11 termasuk dalam bagian yang kedua. Berikut adalah isi dari Yesaya 43: 11,
ADVERTISEMENT
Umat Kristen percaya dan meyakini bahwa cinta kasih, damai, keselamatan, dan kebangkitan bersemayam dalam diri Yesus. Hal tersebut dirangkum menjadi suatu aturan karena kehadiran sang juru selamat sangat dinantikan dan hanya melalui Dia saja kita beroleh keselamatan.
Dari segi kebahasaan, isi dari ayat Alkitab Yesaya 43: 11 yang menyatakan Aku sebagai Tuhan dan juru selamat mungkin dapat ditafsirkan bagi beberapa orang sebagai wujud rasa superior, bahkan mungkin arogan. Namun apabila kita membandingkan konteks dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Yesus tidak dalam kapasitas arogan atau menunjukan superiortasnya.
Melalui Yesaya 43: 11, Yesus menyatakan hal tersebut dalam pengertian untuk menunjukkan kasihNya yang menyelamatkan umat manusia. Semoga kasih Yesus selalu menyertaimu. Amin! (CHL)
ADVERTISEMENT