Isi dan Pesan Surat An Naml Ayat 19 untuk Umat Muslim

Ilustrasi wanita membaca Surat An Naml ayat 19. Sumber: https://www.freepik.com/

Sebagai kitab umat Muslim, Al-Quran mengajarkan berbagai hal. Mulai dari aqidah, tauhid, hukum, maupun ilmu pengetahuan. Seperti halnya pada Surat An Nam ayat 19. Lantas apa isi dan pesan Surat An Naml ayat 19 untuk umat Muslim?

Isi dan Pesan Surat An Naml dalam Al-quran

Surat yang berada pada juz 19 dan 20 dalam Al-Quran, mengisahkan tentang kisah semut dan Nabi Sulaiman ‘alaihissallam, seperti nama surat ini yaitu An Naml yang artinya semut. Surat An Naml terdiri atas 93 dan terkasuk klasifikasi surat Makkiyah.

Berbagai kisah Nabi Sulaiman dan semut banyak disebutkan dalam Surat An Naml, salah satunya pada ayat ke 19. Adapun isi Surat An Naml ayat 19 terdapat dalam buku berjudul Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 karangan Dr. ‘Abdhullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh (2004: 204).

Nabi Sulaiman ‘alaihissallam ketika berjalan keluar menyusuri kerajaannya. Kemudian para umatnya menemui beliau untuk berdoa kepada Allah SWT agar segera diturunkan hujan. Sebab musim kemarau berkepanjangan. Akibatnya kebun, sawah, sungai, dan sumur mengering.

Keesokan harinya, Nabi Sulaiman ‘alaihissallam dan para umatnya berkumpul di tengah kota berdoa kepada Allah agar disegerakan turun hujan dan musim paceklik segera berakhir. Secara tidak sengaja, Nabi Sulaiman mendengar semut yang terlentang seraya mengadapkan semua kakinya ke arah langit dan berdoa,

Maka Nabi Sulaiman berkata, “Marilah kita pulang, sesungguhnya telah ada makhluk selain kalian yang membacakan doa istisqa atau doa meminta hujan."

Ilustrasi laki-laki membaca Surat An Naml ayat 19. Sumber: https://www.freepik.com/

Mendengar hewan kecil yang sering dianggap remeh manusia, Nabi Sulaiman tersenyum dan berdoa kepada Allah seperti yang tertulis dalam Surat An Naml ayat 19.

Dari kisah Nabi Sulaiman dengan semut dapat dijadikan pembelajaran bagi umat Muslim untuk selalu bersyukur akan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan. Sebab kebahagiaan yang abadi hanya di akhirat nanti. Selain itu kekayaan dan kekuasaan yang telah dimiliki, tidak melupakan diri untuk selalu bersyukur kepada Allah. (MZM)