Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Jakarta Informal Meeting: Bentuk Peran Indonesia untuk Mencapai Perdamaian
14 Februari 2025 19:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Jakarta Informal Meeting merupakan Bentuk Peran Indonesia yang Bertujuan untuk. Sumber: Unsplash/Aeira Digital](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jm1ygg2ycbsxf4gwz05p60gh.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perundingan tersebut bukan hanya perundingan biasa, melainkan menghasilkan dampak yang signifikan. Salah satu contohnya adalah keberadaan JIM menghasilkan gencatan senjata dari Vietnam terhadap Kamboja.
Jakarta Informal Meeting merupakan Bentuk Peran Indonesia yang Bertujuan untuk Apa?
Salah satu di antaranya adalah keterlibatan Indonesia dalam Jakarta Informal Meeting. Jakarta Informal Meeting merupakan bentuk peran Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan perdamaian terutama di antara Kamboja dengan Vietnam.
Upaya kini populer dengan istilah JIM (Jakarta Informal Meeting) tersebut memiliki bentuk berupa perundingan. Bukan hanya satu kali, perundingan JIM berlangsung sebanyak dua kali dengan tanggal serta lokasi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Upaya Perdamaian Kamboja dan Vietnam sebelum Jakarta Informal Meeting
Indonesia telah mengupayakan penyelesaian masalah antara Kamboja dengan Vietnam jauh sebelum keberadaan Jakarta Informal Meeting. Menteri Luar Negeri Indonesia, Mochtar Kusumaatmadja telah mencoba berbagai macam upaya.
Dikutip dari buku Potret Politik Luar Negeri Indonesia di Era Reformasi, Irewati dan Indriana (2019: 109), Mochtar Kusumaatmadja meyakinkan Vietnam menandatangani kesepakatan mengadakan cocktail party dengan pihak Kamboja tahun 1987.
Masalah Kamboja dengan Vietnam pun akhirnya memperoleh dukungan dari ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) pada tahun 1988 melalui ASEAN Ministerial Meeting. Selepas Mochtar Kusumaatmadja menjabat, Indonesia pun tetap aktif.
Mengutip dari buku yang sama karya Irewati dan Indriana (2019: 109), proses berlanjut di masa Menteri Luar Negeri Ali Alatas dalam bentuk:
ADVERTISEMENT
Hasil dari perundingan tersebut adalah Vietnam menarik pasukannya dari Kamboja. Kemudian, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pun menurunkan pasukannya ke perbatasan Kamboja.
Jakarta Informal Meeting merupakan bentuk peran Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan perdamaian dunia, khususnya antara Kamboja dengan Vietnam . Sebelum keberadaan JIM, Indonesia pun telah aktif untuk mengupayakan perdamaian tersebut. (AA)