Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat beserta Contohnya
14 Februari 2022 15:14 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, terdapat berbagai macam jenis karya sastra . Salah satu di antara karya sastra tersebut adalah hikayat. Hikayat sering kita temukan pada buku-buku, terutama buku karya sastra dan buku pelajaran di sekolah. Tahukah kamu apa saja yang menjadi kaidah kebahasaan teks hikayat beserta contoh singkatnya?
ADVERTISEMENT
Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat beserta Contoh Singkatnya
Dalam buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X oleh Tim Ganesha Operation (2016:57), hikayat adalah jenis prosa dalam karya sastra Melayu Lama yang berisikan cerita (fiksi), riwayat, sejarah, atau kisah kerajaan. Kaidah kebahasaan teks hikayat berbeda dengan kaidah kebahasaan teks lainnya, yakni:
1. Menggunakan kata-kata arkais
Teks hikayat menggunakan kata-kata arkais, yaitu kata-kata yang sudah jarang digunakan di Indonesia atau bahkan asing bagi masyarakat karena hikayat memiliki umur yang lebih tua dari Indonesia dan bahasa telah berkembang semenjak itu.
2. Menggunakan banyak konjungsi
Teks hikayat menggunakan banyak konjungsi atau kata penghubung pada kalimatnya
3. Menggunakan majas
Pada cerita hikayat, banyak ditemukan jenis-jenis majas untuk memperluas gaya bahasa kisah hikayat.
Setelah mengetahui kaidah kebahasaan teks hikayat, berikut contoh teks hikayat singkat menurut C. Hooykaas dalam buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X oleh Tim Ganesha Operation (2016:59):
ADVERTISEMENT
Maka kata mualim, “Hai Panglima kami! Sehari semalam lagi berlayar maka kita bertemu dengan sebuah pulau. Tiga hari tiga malam lagi maka sampailah ke jajahan Benua Keling. Daripada jajahan itu tujuh malam maka sampailah ke kuala Benua Keling.”
Maka Laksamana pun berdiam dirilah. Maka antara sehari semalam maka kelihatanlah suatu rupa, seperti gajah kelihatan dari jauh. Maka Laksamana pun bertanya, “Hai, Mualim, pulau apa namanya itu?”
Maka kata mualim itu, “Hai, Panglima kami, itulah pulau yang bernama Biram Dewa itu. Adapun di pulau itu tiada pernah orang singgah.”
Dengan penjelasan tentang kaidah kebahasaan teks hikayat beserta contohnya, semoga sudah lebih paham bagaimana kaidah kebahasaan tersebut dan sudah tahu apa maksudnya. Semoga membantu.(LOV)
ADVERTISEMENT