Kata yang Sebaiknya Diucapkan Saat Berjanji dalam Agama Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
22 Februari 2023 17:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ucapan berjanji dalam agama Islam. Foto: Pexels/Tim Samuel
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ucapan berjanji dalam agama Islam. Foto: Pexels/Tim Samuel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Agama Islam secara lengkap telah mengajarkan umat dalam setiap segi kehidupan, bahkan hingga dalam berjanji. Bagi umat Islam, apabila berjanji sebaiknya mengucapkan Insya Allah.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan seorang beragama Islam diperintahkan untuk mengucapkan insya Allah. Sebab, terdapat sebuah kisah dari Nabi Muhammad SAW yang mengisahkan berjanji dengan mengucapkan kalimat tersebut.

Kata yang Sebaiknya Diucapkan Saat Berjanji dalam Agama Islam

Ilustrasi anjuran kata untuk berjanji dalam agama Islam. Foto: Unsplash/Adli Wahid
Secara bahasa, insya Allah berasal dari bahasa Arab yang artinya jika Allah menghendaki. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ungkapan yang digunakan untuk menyatakan harapan atau janji yang belum tentu dipenuhi (maknanya 'jika Allah mengizinkan).
Sedangkan menurut Abdul Wahid al-Faizin dalam bukunya Sepenggal Cerita Sejuta Makna (2020), insya Allah merupakan sebuah lafaz sederhana namun penuh dengan makna. Insya Allah dapat menjadi bukti kuatnya akidah seseorang yang mengaitkan segala yang akan terjadi di waktu yang akan datang atas kehendak Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Umat Islam dianjurkan untuk mengucapkan insya Allah saat berjanji berdasarkan kisah Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan pertanyaan dari kaum Yahudi. Sebagaimana yang dikutip dari buku Prinsip-Prinsip Motivasi dalam Pembelajaran Perspektif Al-Qu’ran oleh Dr. Almaydza Pratama Abnisa, S.S., M.Pd.I. (2020: 221), sahabat Abas radhiyallahu anhu menceritakan orang-orang Quraisy mengutus an-Nadr Ibnul Haris dan Uqbah Ibnu Abu Mu’it kepada pendeta-pendeta Yahudi di Madinah. Orang-orang Quraisy berpesan kepada utusannya untuk bertanya kepadanya dan menceritakan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW.
Kedua utusan tersebut berangkat hingga sampai Madinah, kemudian mereka bertanya kepada para pendeta Yagudi tentang Nabi Muhammad SAW. Para pendeta memberitahukan bahwa tanyakan kepada Nabi Muhammad tentang tiga perkara.
Pertama, tanyakan bagaimana perihal para pemuda (asbabul kahfi) di masa lalu. Kedua, tanyakan tentang seorang laki-laki yang menjelajah bumi dari ujung timur ke ujung barat. Ketiga, tanyakan tentang masalah roh.
ADVERTISEMENT
Kemudian mereka bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang perkara tersebut. Nabi Muhammad SAW kemudian menjawab, “aku akan menceritakan apa yang kalian pertanyakan itu besok”. Setelah itu, mereka pergi dan Nabi Muhammad SAW diam selama lima belas malam menunggu wahyu turun. Akan tetapi Malaikat Jibril tidak juga turun dan membuat Nabi Muhammad SAW gelisah.
Kemudian di keesokan paginya, Malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah dalam Surat Al-Kahfi ayat 23 dan 24.
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فاعِلٌ ذلِكَ غَداً إِلاَّ أَنْ يَشاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذا نَسِيتَ وَقُلْ عَسى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَداً
Artinya: “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagikecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini” (QS: Al-Kahfi: 23-24)
ADVERTISEMENT
Imam Qurtubi menjelaskan bahwa ayat di atas turun sebagai pelajaran untuk Nabi Muhammad SAW. Allah juga mengingatkan bilamana beliau lupa menyebut insya Allah haruslah segera menyebutnya di kemudian waktu.
Demikianlah penjelasan tentang kata yang perlu diucapkan umat Islam ketika berjanji, baik itu kepada sesama Islam maupun dengan umat agama lainnya. Sebab, sebuah perjanjian tidak dapat terealisasi apabila tidak mendapat kehendak dari Allah SWT.(MZM)