Konten dari Pengguna

Kearifan Lokal Upacara Adat Ngaben di Bali

Berita Terkini
Penulis kumparan
2 Februari 2024 21:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jelaskan Tentang Kearifan Lokal Upacara Adat Ngaben Di Bali, Foto: Unsplash/Baitong333.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jelaskan Tentang Kearifan Lokal Upacara Adat Ngaben Di Bali, Foto: Unsplash/Baitong333.
ADVERTISEMENT
Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaannya masing-masing yang unik. Salah satunya adalah ngaben di Bali. Jelaskan tentang kearifan lokal upacara adat Ngaben di Bali!
ADVERTISEMENT
Upacara ini dikenal sebagai pembakaran mayat. Upacara inipun menjadi salah satu daya tarik tersendiri di Bali.

Penjelasan tentang Kearifan Lokal Upacara Adat Ngaben di Bali

Ilustrasi Jelaskan Tentang Kearifan Lokal Upacara Adat Ngaben Di Bali, Foto: Unsplash/RobertHoetink.
Dikutip dari buku Pengetahuan, Kearifan Lokal, Pangan dan Kesehatan karya F.G. Winarno (2021: 3), kearifan lokal dalam bahasa asing dikonsepkan sebagai kebijakan setempat atau local wisdom, pengetahuan setempat atau local knowledge, atau kecerdasan setempat atau local genious.
Di Indonesia, ada banyak kearifan lokal yang tersebar di seluruh daerah. Bahkan setiap daerah memiliki kebudayaannya masing-masing yang unik. Seperti upacara ngaben di Bali. Jelaskan tentang kearifan lokal upacara adat Ngaben di Bali!
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah umat Hindu di Bali. Upacara ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya. Ngaben dalam bahasa Bali berkonotasi halus yang sering disebut palebon.
ADVERTISEMENT
Palebon berasal dari kata lebu yang artinya prathiwi atau tanah. Palebon artinya menjadikan prathiwi (abu). Untuk menjadikan tanah itu ada dua cara yaitu dengan cara membakar (ngaben) dan menanam ke dalam tanah (metanem).
Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu: Ngaben sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta. Upacara Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung.
Sementara itu, Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih dahulu. Terakhir, upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di luar daerah atau yang jasadnya tidak ditemukan.

Tujuan Upacara Ngaben

Ilustrasi Jelaskan tentang Kearifan Lokal Upacara Adat Ngaben di Bali, Sumber Unsplash Adam Wilson
Tujuan dari upacara Ngaben adalah mempercepat ragha sarira agar dapat kembali ke asalnya, yaitu panca maha buthadi alam ini dan bagi atma dapat cepat menuju alam pitra.
ADVERTISEMENT
Landasan filosofis Ngaben secara umum adalah panca sradha yaitu lima kerangka dasar Agama Hindu yaitu Brahman, Atman, Karmaphala, Samsara dan Moksa.
Sedangkan secara khusus Ngaben dilaksanakan karena wujud cinta kepada para leluhur dan bhakti anak kepada orang tuanya. Upacara ngaben merupakan proses pengembalian unsur panca maha butha kepada Sang Pencipta.
Ngaben juga disebut sebagai pitra yadnya (lontar yama purwana tattwa). Pitra yang artinya leluhur atau orang yang mati sedangkan yadnya adalah persembahan suci yang tulus ikhlas.
Demikian penjelasan mengenai kearifan lokal upacara adat Ngaben di Bali. Upacara Ngaben ini mencerminkan kekayaan kearifan lokal dan spiritualitas dalam budaya Hindu Bali. (Umi)
ADVERTISEMENT