Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Kedudukan Selat Muria yang menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak di Masa Lampau
17 Agustus 2023 21:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Bagaimana kedudukan Selat Muria yang menjadi pelabuhan Kerajaan Demak pada saat itu, sumber: unsplash/BakhromTursunov](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h816qyhjjs7940bxvem8ty8f.jpg)
ADVERTISEMENT
Bagaimana kedudukan Selat Muria yang menjadi pelabuhan Kerajaan Demak pada saat itu? Dahulu, Selat Muria berfungsi untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Muria. Selat Muria ini menjadi kawasan perdagangan yang ramai dikunjungi pada masanya.
ADVERTISEMENT
Namun pada tahun 1657, endapansungai yang bermuara di Selat Muria terbawa laut, sehingga menyebabkan selat tersebut semakin dangkal hingga akhirnya menghilang.
Kedudukan Selat Muria yang menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak
Bagaimana kedudukan Selat Muria yang menjadi pelabuhan Kerajaan Demak pada saat itu? Mengutip buku Benantara oleh Bukhori Masruri (2021: 84), pada abad ke-17 M, Selat Muria adalah salah satu jalur transportasi yang sangat masif digunakan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan perdagangan.
Selat ini bahkan berhasil menjadikan Kota Demak sebagai pelabuhan yang sangat ramai untuk melakukan kegiatan perdagangan. Zaman dulu, tepi Selat Muria terdapat pelabuhan perdagangan yang memasarkan berbagai komoditas, seperti kain tradisional, garam terasi, dan masih banyak lagi.
Selat Muria juga menjadi lokasi untuk galangan-galangan kapal yang memproduksi kapal Jung Jawa berbahan kayu jati. Kayu tersebut banyak ditemukan di Pegunungan Kendeng. Letaknya berada di bagian selatan selat.
ADVERTISEMENT
Sebab Kemunduran Selat Muria
Dikarenakan terjadi konflik politik, komoditas yang awalnya terletak di Selat Muria berpindah ke Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta. Selain itu, endapan-endapan dari sungai yang bermuara ke Selat Muria perlahan-lahan terbawa laut hingga menyebabkan selat ini semakin dangkal.
Akibatnya, kapal-kapal besar tidak dapat berlabuh di Selat Muria. Seiring berkembangnya zaman, Selat Muria akhirnya menghilang. Saat ini, sisa-sisa dari Selat Muria bisa dilihat di Sungai Kalilondo yang terbentang dari Juwana timur hingga ke Ketanjung barat.
Selain itu, hilangnya Selat Muria juga menyebabkan terbentuknya sungai-sungai, seperti Sungai Silugunggo yang melintasi Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Jadi, kedudukan Selat Muria yang menjadi pelabuhan Kerajaan Demak pada saat itu sebagai penunjang perekonomian. Dengan begitu, masyarakat yang hidup di sekitar selat tersebut dapat memiliki mata pencaharian yang baik untuk meningkatkan taraf kehidupannya. (DLA)
ADVERTISEMENT