Khutbah Idul Fitri 2021 yang Syahdu dan Penuh Makna

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
2 Mei 2021 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Khutbah Idul Fitri Penuh Makna. Sumber: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Khutbah Idul Fitri Penuh Makna. Sumber: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Hari Raya Idul Fitri akan segera tiba dalam hitungan hari. Beragam persiapan pun mulai dilakukan oleh umat muslim di Indonesia. Mulai dari memperbanyak amal ibadah untuk meraih keberkahan di akhir Ramadhan, menyiapkan pakaian baru, menyiapkan kue kering sebagai sajian untuk lebaran, menyiapkan hantaran untuk kerabat, hingga persiapan sholat Idul Fitri. Sholat Idul Fitri merupakan sholat yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal. Hukum dari sholat Idul Fitri adalah sunnah mu’akkad bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir (Al’aydarus dalam 79 Macam Shalat Sunnat, 2011: 112).
ADVERTISEMENT
Pada saat pelaksanaannya, selain takbir ada pula khutbah Idul Fitri yang biasa didengarkan oleh para jamaah. Dilansir dari buku “Fiqih Praktis” karya Muhammad Bagir, menurut sebagian ulama Mazhab Syafi’i, khutbah Ied adalah dua kali seperti khutbah pada sholat Jumat, sedangkan ulama lainnya (termasuk juga dari kalangan Mazhab Syafi’i, seperti (An-Nawawi berpendapat cukup dengan satu kali khutbah saja.
Terlepas dari dua atau satu kali khutbah, pada pembahasan kali ini, Berita Terkini memiliki referensi bahan khutbah yang syahdu dan penuh makna untuk Khutbah Idul Fitri. Agar lebih jelas, simak uraian singkat berikut ini, ya!

Contoh Khutbah Idul Fitri 2021

Khutbah umumnya berisikan tentang imbauan, peringatan, dan syiar-syiar yang sarat akan kebaikan. Salah satu referensi materi yang cukup tepat untuk khutbah Idul Fitri adalah tentang pentingnya bermuhasabah diri. Muhasabah diri ini dapat dilakukan dalam rangka mengingat amalan-amalan kita selama bulan suci Ramadhan 1442 H.
ADVERTISEMENT
Ada seorang bertanya: Wahai Rasulullah, beritakanlah kepada saya suatu amal perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga". Nabi Muhammad Saw. bersabda: "Yaitu kamu menyembah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kamu mendirikan shalat, kamu menunaikan zakat, dan kamu menghubungkan tali persahabatan." (HR Bukhari dan Muslim)
Surat An Nahl (16;97)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: Barang siapa mengerjakan kebajikan sekecil apa pun, baik dia laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman dan dilandasi keikhlasan, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik di dunia dan akan Kami beri dia balasan di akhirat atas kebajikannya dengan pahala yang lebih baik dan berlipat ganda dari apa yang telah mereka kerjakan.(Tafsir Ringkas Kemenag RI
ADVERTISEMENT
Selepas Ramadhan, umat muslim jangan mengabaikan shalat dan ibadah lainnya. Saat Ramadhan, antusias mendirikan sholat, begitu Ramadhan pergi, kembali abai. Padahal sholat merupakan kewajiban yang mesti ditunaikan. Kewajiban yang bersumber dari khalik, bukan makhluk.
Selepas Ramadhan, untuk meningkatkan keshalihan, salah satu caranya adalah berpuasa 6 hari di bulan syawal. Dengan melakukan ibadah sunnah tersebut, dan secara sempurna akan memperoleh pahala selama setahun penuh.
Setelah hari kemenangan, menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat. Karena untuk menggenggam dunia, rumusnya sangat sederhana: fokus untuk akhirat, dunia akan Allah cukupkan. Rasulullah Saw. Bersabda:
“Karena menyia-nyiakan waktu itu, akan memutuskanmu dari Allah dan Kampun akhirat.
“Sedangkan kematian hanya akan memutuskanmu dari dunia dan para penghuninya saja. (KUMPULAN KHUTBAH JUMAT, Dilengkapi Khutbah Idul Fitri & Idul ‘Adha, Abdul Latif Wabula, S, Sos.I. M.Pd, (2019:255)
ADVERTISEMENT
Evaluasi diri atau muhasabah ini menjadi penting agar kita mampu menjaga semangat beribadah seperti di bulan Ramadhan, mampu meningkatkan kebaikan di bulan-bulan berikutnya, dan mampu mempersiapkan diri untuk Ramadhan yang lebih baik di masa depan, InsyaAllah.
Selain menyusun materi yang memiliki muatan muhasabah diri atas amalan di bulan Ramadhan, khatib juga perlu meperhatikan tata cara khutbah. Salah satunya adalah anjuran untuk khutbah Ied yang dimulai dengan takbir sebanyak sembilan kali pada khutbah pertama dan tujuh kali takbir pada khutbah kedua. Wallahu a’lam bish-shawab. (AA)