Kilas Balik Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
1 Mei 2022 18:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/@jessyuwono - sejarah Hari Pendidikan Nasional
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/@jessyuwono - sejarah Hari Pendidikan Nasional
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bila membicarakan mengenai sejarah Hari Pendidikan Nasional, tidak akan bisa lepas kaitannya dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara yang dianggap sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara berperan sangat penting bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sebab, ia adalah tokoh pendiri pendidikan Taman Siswa yang menjadi latar belakang sejarah Hari Pendidikan Nasional. Pemerintah menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak 16 Desember 1959, melalui Keppres No. 316 Tahun 1959.
ADVERTISEMENT

Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Kilas balik sejarah Hari Pendidikan Nasional Indonesia pada tanggal 2 Mei memang tidak lepas dari hari lahir Ki Hajar Dewantara yang menjadi pahlawan nasional karena jasanya di bidang pendidikan.
Ki Hajar Dewantara menentang sistem pendidikan pada zaman penjajahan Belanda pada saat itu. Ki Hajar tidak menyukai sistem pendidikan yang mengijinkan anak-anak keturunan Belanda atau anak-anak orang kaya saja untuk bisa belajar di sekolah. Sedangkan anak keturunan pribumi dengan ekonomi yang lebih rendah dianggap tidak pantas.
https://www.pexels.com/id-id/@pixabay
Selain menjadi wartawan muda, Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik, salah satunya organisasi Budi Utomo. Pada tanggal 25 Desember 1912 beliau mendirikan Indische Partij bersama dengan Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo. Namun, Indische Partij ditolak mentah-mentah oleh pihak Belanda dan menggantinya dengan membentuk Komite Bumiputera pada 1913.
ADVERTISEMENT
Tujuan komite tersebut adalah untuk melancarkan kritik terhadap pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Perancis dengan menarik pajak dari rakyat kecil.
Melansir dari buku Ki Hajar Dewantara, Pemikiran dan Perjuangannya, Suhartono W. Pranoto, 2017, Ki Hajar Dewantara mengkritik tindakan perayaan tersebut melalui tulisan yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk satu juga).
Akibat tulisan tersebut, Ki Hajar Dewantara ditangkap Pemerintah Hindia Belanda dan dibuang ke Pulau Bangka. Karena aksi protes dan pendapatnya tersebut, beliau kemudian diasingkan ke Belanda.
Setelah kembali ke Indonesia, Ki Hajar Dewantara malah mendirikan National Onderwijs Institut Taman Siswa, yang kemudian dikenal dengan nama Taman Siswa.
ADVERTISEMENT
Lembaga inilah yang jadi cikal bakal Sekolah Rakyat. Meski perjuangannya tidak hanya berhenti di sana saja, namun momen ini menjadi poin penting kemudian nama Ki Hajar Dewantara masuk dalam daftar nama Pahlawan Nasional.
Sepak terjang Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan nasional sangatlah berpengaruh. Beliau mendapat penghormatan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1957. Oleh UGM, beliau dianugerahi gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C).
Namun, dua tahun setelah menerima penghargaan tersebut, Ki Hadjar mengembuskan nafasnya yang terakhir tepatnya pada 28 April 1959 di Yogyakarta. Pada tahun yang sama dengan tahun wafatnya Ki Hajar, Presiden Soekarno menetapkan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara (2 Mei) sebagai hari pendidikan nasional yang setiap tahunnya kita peringati.
ADVERTISEMENT
Demikianlah ulasan mengenai sejarah Hari Pendidikan Nasional di Indonesia yang diperingati setiap tahun pada tanggal 2 Mei. Semoga dengan membaca artikel ini, kita menjadi lebih menghargai pendidikan dan mensyukuri kemudahan semua kalangan dalam mendapatkan pendidikan dasar. (DNR)