Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Kisah 2 Pahlawan Wanita Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
2 Oktober 2022 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Islam menempatkan wanita di posisi terhormat. Adanya tokoh-tokoh wanita Islam Arab membuktikan hal tersebut. Simak kisah 2 pahlawan wanita Islam dalam perjuangannya merebut kemerdekaan Indonesia berikut ini.
ADVERTISEMENT
Pada jaman Nabi, banyak tokoh-tokoh wanita Islam Arab yang digambarkan cerdas dan kuat, serta turut membantu dalam menegakkan agama Islam. Hal tersebut merupakan bukti nyata bahwa Islam tidak membeda-bedakan pria dan wanita. Di Indonesia pun kita memiliki pejuang wanita Islam yang turut berjuang dalam terwujudnya kemerdekaan Indonesia.
Kisah 2 Pahlawan Wanita Islam Indonesia
Sosok pahlawan wanita Islam yang kuat dan cerdas dapat menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia.
Raden Dewi Sartika
Wanita kelahiran Bandung, 4 Desember 1884 ini berasal dari keluarga priyayi. Perjuangannya dalam memajukan harkat dan martabat perempuan di bidang pendidikan dijelaskan dalam buku Cinta Pahlawan Nasional Indonesia: Terlengkap & Terupdate, yang disusun oleh Pranadipa Mahawira (2013:101).
Dikutip dari buku tersebut, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri (Sekolah Perempuan) yang mengajarkan pengetahuan dasar dan keterampilan. Sekolah yang pada tahun 1910 berganti nama menjadi Sekolah Kautaman Istri, menjadi inspirasi didirikannya sekolah-sekolah perempuan di wilayah Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Nyai Ahmad Dahlan
Pada tahun 1914, Nyai Ahmad Dahlan mengadakan pengajian khusus perempuan yang diberi nama Sopo Tresno (siapa suka). Kegiatan pengajian tersebut diisi dengan ceramah dirinya dan suami, untuk menumbuhkan kesadaran kaum perempuan saat itu mengenai kewajiban manusia, istri, hamba Allah dan rakyat Indonesia.
Pengajian tersebut kemudian berkembang, hingga oleh pengurus Muhammadiyah dijadikan organisasi bernama Aisyah. Tujuan didirikannya Aisyah adalah untuk memajukan dan persamaan hak kaum wanita Islam Indonesia.
Demikian kisah 2 pahlawan wanita Islam, yang dalam keterbatasannya tetap ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia melalui pendidikan.(DK)
ADVERTISEMENT