Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kisah Aisyah Binti Abu Bakar, Istri Termuda Nabi Muhammad SAW
18 September 2021 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aisyah binti Abu Bakar adalah istri Nabi Muhammad SAW yang dinikahi dalam usia yang masih muda. Beliau juga merupakan istri kesayangan Nabi dan sering dijadikan sebagai sumber otoritatif terkait dengan hadist dan pengetahuan fikih dalam Islam karena sosoknya yang sangat cerdas. Hingga ia meninggal, Aisyah telah menyumbang 242 hadist dalam berbagai riwayat sebagai warisan pengetahuan Islam.
ADVERTISEMENT
Aisyah lahir sekitar empat sampai lima tahun setelah masa kenabian dan dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW pada usia 6 tahun sebagaimana yang disebutkan dalam hadist Bukhari dan Muslim. Aisyah terkenal dengan julukan Al-Humaira yang berarti kemerah-merahan karena kulit tubuhnya yang putih dan pipinya kemerah-merahan.
Kisah Aisyah Binti Abu Bakar, Istri Termuda Nabi Muhammad SAW
Dalam buku Aisyah karya Sulaiman an-Nadawi dan Sujilah Ayu (2016), dijelaskan bahwa keistimewaan dan kecerdasan sosok Aisyah bin Abu Bakar membuat Nabi Muhammad SAW menjadikannya sebagai sosok perempuan yang paling dicintai sepanjang hidupnya. Hal ini terlihat dalam Hadist Bukhari dan Muslim berikut ini.
“Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Kalau dari kalangan laki-laki?,” tanya Amr lagi. Rasulullah menjawab: “Ayahnya (Abu Bakar.)”
ADVERTISEMENT
Ilmu-ilmu tentang agama Islam sekarang ini, terutama bagi para muslimah sebagian besar berasal dari pengetahuan yang dimiliki oleh Aisyah binti Abu Bakar semasa hidupnya. Beliau tidak pernah mempermudah hukum, kecuali jika sudah ada dalil yang jelas dari Alquran dan sunnah. Aisyah juga tidak segan untuk bertanya langsung kepada Nabi apabila menemukan sesuatu yang belum ia pahami terkait suatu ayat.
Hal inilah yang membuat Aisyah banyak menghafalkan hadist-hadist Nabi dan menempatkan dirinya sebagai deretan para penghafal hadist terkemuka, seperti Ibnu Umar, Abu Hurairah, dan Anas bin Malik. Seiring dengen perkembangannya, Aisyah juga dikenal sebagai perawi hadist yang meng-istinbath hukum sendiri saat tidak ada kejelasan hukum yang ditemukan dalam Alquran dan juga hadist lainnya. sepeninggalnya Rasulullah SAW, Aisyah semakin gencar berdakwah dan berfatwa.
ADVERTISEMENT
Semoga kisah Aisyah binti Abu Bakar ini bisa menjadi inspirasi kita sebagai umat muslim untuk selalu meneladani sifat Rasulullah SAW.(Anne)