Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Kisah dalam Kitab Kejadian 22:1-19 tentang Kepercayaan Abraham Diuji
22 Desember 2023 17:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kisah dalam Kitab Kejadian 22:1-19 adalah tentang Allah yang memberikan ujian untuk melihat seberapa besar rasa percaya Abraham pada Allah. Judul perikop pada pasal tersebut adalah Kepercayaan Abraham Diuji.
ADVERTISEMENT
Gelar Abraham sebagai bapa orang beriman yang tertulis dalam Kitab Ibrani pasal 11 juga berhubungan dengan kisah ini. Dengan mengetahui kisah ini secara lengkap, umat pun bisa belajar dan meneladani sikap Abraham.
Kisah dalam Kitab Kejadian 22:1-19
Dalam Alkitab, kehidupan Abraham dipenuhi dengan teladan ketaatan, kepercayaan, dan iman yang kuat kepada Allah. Kisah dalam Kitab Kejadian 22:1-19 menjadi salah satu bukti kepercayaan dan ketaatan sepenuh Abraham pada perintah Allah. Berikut kisah lengkapnya.
Abraham dan Sara telah lama menikah, tetapi tidak mempunyai anak. Karena kasih karunia Allah, saat Abraham berusia 100 tahun, Sara melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tuhan juga berfirman bahwa keturunan Abraham akan menjadi bangsa yang besar.
Anak Abraham yang bernama Ishak pun tumbuh dengan besar. Suatu hari Allah bermaksud menguji kesetiaan Abraham dengan menyuruhnya mengorbankan anak semata wayangnya, Ishak.
ADVERTISEMENT
Dalam Kejadian 22:2, Allah berfirman:
Sebagai orang yang setia dan taat akan perintah Allah, Abraham pun melakukan hal tersebut meski hatinya terasa berat. Dia tidak mendebat Allah dengan mempertanyakan janji-Nya tentang menjadikan keturunan Abraham sebagai bangsa yang besar.
Keesokan harinya Abraham mengajak Ishak untuk pergi ke Gunung Moria. Pada saat itu Ishak yang mulai beranjak remaja bertanya pada ayahnya, "Bapa, di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" (Kejadian 22:7).
ADVERTISEMENT
Abraham pun menjawab bahwa Allah yang akan menyediakan anak domba. Sesampainya di puncak gunung, dengan hati pedih Abraham bersiap mempersembahkan Ishak pada Allah.
Namun, sebelum pisau menyembelih putranya, Allah berfirman untuk tidak mengorbankan Ishak. Allah sudah mengetahui bahwa hati Araham sangat setia dan berpaut pada Allah. Sebagai gantinya, Allah menyediakan domba jantan yang tersangkut di belukar.
Dalam buku New Paradigm of Christian Living - Penyingkapan Hidup Kekristenan yang Sejati, Dr. Erastus Sabdono, (2017), disebutkan bahwa Abraham sebagai bapa orang percaya menunjukkan model imannya yang menjadi teladan bagi manusia.
Dalam hidupnya, Ia memberikan segenap aspek hidupnya untuk Tuhan. Termasuk saat Allah meminta putra kesayangannya, Ishak, sebagai korban sembelihan.
Melihat kepercayaan dan iman Abraham yang begitu besar membuat Allah mengulangi lagi janjinya seperti yang tertulis dalam Kitab Kejadian 22:16-18.
ADVERTISEMENT
Kisah dalam Kitab Kejadian 22:1-19 menjadi pelajaran yang sangat penting dalam iman kekristenan. Sudah sepatutnya tiap orang Kristen yang percaya memiliki iman seperti Abraham. (SASH)