Konten dari Pengguna

Kisah dari Lari-Lari Kecil yang Dilakukan Jamaah Haji dari Safa ke Marwah

Berita Terkini
Penulis kumparan
26 November 2024 17:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lari-lari kecil yang dilakukan oleh para calon jamaah haji dari Safa ke Marwah mengingatkan kisah. Foto: Unsplash/ekrem osmanoglu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lari-lari kecil yang dilakukan oleh para calon jamaah haji dari Safa ke Marwah mengingatkan kisah. Foto: Unsplash/ekrem osmanoglu
ADVERTISEMENT
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan bagi yang mampu. Saat mengerjakannya, lari-lari kecil menjadi hal yang wajib dijalankan. Ternyata, lari-lari kecil yang dilakukan oleh para calon jamaah haji dari Safa ke Marwah mengingatkan kisah Hajar.
ADVERTISEMENT
Terlebih, salah satu rukun haji ini memiliki sejarah yang sangat mendalam bagi umat Islam. Bahkan, kisah tersebut tertulis dalam Alquran sebagai besarnya usaha keluarga Nabi Ibrahim as.

Lari-Lari Kecil yang Dilakukan oleh Para Calon Jamaah Haji dari Safa ke Marwah Mengingatkan Kisah

Ilustrasi lari-lari kecil yang dilakukan oleh para calon jamaah haji dari Safa ke Marwah mengingatkan kisah. Foto: Unsplash/tasnim umar
Safa dan Marwah adalah bukit kecil yang terletak di Masjidil Haram, Makkah. Bukit Safa masih bersambung dengan Jabal Abu Qubaisy. Di kawasan Bukit Safa, dahulu terdapat Darul Arqam, Darul Saib bin Saib, dan Darul Khuld.
Sedangkan Bukit Marwah masih bersambung dengan Bukit Qaiqa'an. Jarak antara Shafa dan Marwah sekitar 450 m, sehingga jika melakukan perjalanan 7 kali bolak-balik, maka jauh perjalanan berjumlah kurang lebih 3,15 km.
Dikutip dari buku Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram, Mansya Aji Putra, (2023), lari-lari kecil yang dilakukan oleh para calon jamaah haji dari Safa ke Marwah mengingatkan kisah Hajar yang berusaha mencari air untuk anaknya Nabi Ismail as.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Nabi Ibrahim as. diperintahkan Allah untuk meninggalkan istrinya Hajar dan Nabi Ismail as. Nabi Ibrahim membawa ia dan anaknya (Nabi Ismail as.) yang saat itu sedang disusui.
Keduanya ditinggalkan di sisi Ka’bah, di atas telaga Zamzam di sebelah masjid. Ketika itu, di Makkah tidak ada manusia satupun sebab di tempat itu juga tidak ada air dan di sana lah Nabi Ibrahim as. menempatkan mereka.
Di dekat mereka, Nabi Ibrahim as. meletakkan wadah dari kulit yang di dalamnya ada buah kurma dan sebuah wadah kecil berisi air yang diperuntukkan sebagai bekal mereka berdua.
Setelah itu, Nabi Ibrahim as. meninggalkan mereka menuju Syam. Sang istri, Hajar mengikutinya dan bertanya kenapa meninggalkan mereka. Namun Nabi Ibrahim as. tidak menjawab dan menoleh ke arah hajar.
ADVERTISEMENT
Kemudian Hajar bertanya “Apakah Allah yang memerintahkan kamu melakukan semua ini?” Nabi Ibrahim as. pun menjawab “Ya”. Mendengar hal tersebut, Hajar berkata “Jika demikian, pasti Allah tidak menyia-nyiakan kami di sini”.
Lalu, Hajar kembali ke tempat Nabi Ismail as. kecil diletakkan. Sedangkan Nabi Ibrahim as. berjalan ke pintu keluar Makkah.
Setelah pembekalan dari Nabi Ibrahim as. habis, Hajar meninggalkan anaknya Nabi Ismail as. sambil mencari air. Ia berusaha sekuat tenaga naik ke Bukit Safa dan melihat ke arah kanan maupun kiri. Kemudian ia berlari ke Bukit Marwah.
Demikian seterusnya sampai ia melakukan sebanyak tujuh kali. Ketika ia berada di Bukit Safa, terdengar suara hingga dari Malaikat Jibril “Wahai Ibunda Ismail, dengarkanlah bahwa di sisimu terdapat sesuatu yang dapat menolongmu”.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Malaikat Jibril menginjakkan tumitnya dan keluarlah air. Lantas Hajar membendungi air tersebut sambil mengatakan “Zumi-zumi”.
Hal inilah yang menjadikan kolam air tersebut dikenal dengan sumur air zamzam. Sedangkan berkeliling tujuh kali dari Bukit Safa ke Bukit Marwah menjadi rukun haji dan umrah bernama sa’i.
Kisah tersebut diabadikan dalam Surat Al Baqarah ayat 158 yang berbunyi:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya Safa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 158)
ADVERTISEMENT
Demikianlah informasi tentang Lari-lari kecil yang dilakukan oleh para calon jamaah haji dari Safa ke Marwah mengingatkan kisah Hajar. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan tentang sejarah Islam, terutama terkait ibadah haji dan umrah. (MZM)