Konten dari Pengguna

Kisah Nabi Khidir yang Diduga Masih Hidup hingga Sekarang

Berita Terkini
Penulis kumparan
9 November 2021 10:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Nabi Khidir AS. Sumber: www.freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nabi Khidir AS. Sumber: www.freepik.com
ADVERTISEMENT
Alquran adalah kitab umat Islam yang menjelaskan berbagai perihal akan kehidupan dunia dan akhirat, salah satunya adalah tentang nabi yang diutus Allah. Tercatat 25 nabi yang disebutkan secara terperinci dalam Alquran.
ADVERTISEMENT
Selain ke-25 nabi tersebut, terdapat seorang nabi yang sosoknya sangat misterius yang kisahnya tertuang dalam Surat Al-Kahfi. Beliau adalah Nabi Khidir ‘alaihissallam.

Kisah Nabi Khidir

Sosok yang bernama asli Balyan yang berayakan Malkan adalah seorang keturunan Bani Israil. Adapun nama Khidir diambil karena beliau duduk di atas tanah putih yang tiba-tiba berguncang dan di belakang beliau berwarna hijau.
Berikut ini kisah Nabi Khidir ‘alaissallam yang dikutip dari buku Nabi Khidir karya M.Alwi Fuadi (2020).
ADVERTISEMENT
Ketika Nabi Musa dan muridnya sampai di tempat mereka kehilangan makanan yang telah ditinggal, mereka menjumpai seorang yang berubuh kurus. Orang tersebut sedang menunaikan sholat ditempat lapang yang berada di tepi laut. Nabi Musa berkata kepada Yusya’ bin Nun untuk kembali ke Bani Israil dan untuk menemani Harus sampai Nabi Musa pulang.
Ilustrasi Nabi Khidir dan Nabi Musa. Sumber: www.freepik.com
Setelah selesai melaksanakan sholat, Nabi Khidir menoleh dan berkata, “Assakamu’alaika wahai Musa bin Imran.” Nabi Musa menjawab, “Alaika assalamu ayyuha al-‘abd as-salih.” Nabi Khidir bertanya, “Dari mana engkau tahu diriku?” Nabi Musa Menjawab, “Yang memberi tahu aku adalah Zat yang telah memberitahu kepadaku tentangku.” Kemudian Nabi Musa miminta kepada Nabi Khidir untuk belajar darinya. Nabi Khidir kemudian menjawab, “Sungguh kau tidak akan mampu bersabar bersamaku, wahai Musa. Sebab bagaimana kau bisa bersabar jika kau menyaksikan sesuatu yang benar dan salah itu hanya dari sisi lahiriah semata, sedangkan perbuatanku tidak berdasarkan dalil lahiriah yang menjadi sudut pandang yang kau pegang.”
ADVERTISEMENT
Perjalanan mereka dimulai dengan menaiki sebuah perahu yang baru namun nampak kuat. Ditengah perjalanan, Nabi Khidir dengan sengaja melubangi dinding perahu tersebut. Sontak Nabi Musa kaget dan bertanya, “Mengapa kau melubangi perahu yang bisa menenggelamkan penumpangnya? Kau telah berbuat kesalahan besar!”
Nabi Khidir menjawab dengan tenang, “Bukankah sudah kukatakan, kau sekali-kali tidak akan mampu bersabat bersamaku?” kemudian Nabi Musa menjawab, “Janganlah kau menghukumku karena kelupaanku dan janga kau bebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.”
Setelah turun dari kapal, mereka berjalan sampai sebuah desa. Kemudian mereka menemui seorang anak laki-laki yang berusia sekitar 10 tahun yang asyik bermain dengan temannya. Anak tersebut menarik perhatian Nabi Khidir yang kemudian dipanggilnya dan beliau bawa ketempat jauh. Nabi Khidir membaringkan anak itu dan langsung membunuhnya.
ADVERTISEMENT
Melihat hal tersebut, Nabi Musa berkata, “Mengapa kau membunuh jiwa yang masih bersih, padahal dia tidak membunuh orang lain? Kau sudah melakukan sesuatu yang mungkar.
Nabi Khidir menjawab, “Bukankah sudah aku katakan kau tidak akan bisa bersabar. Nabi Musa lanjut membalas, “Jika aku bertanya kepadaamu tentang sesuatu sesudah ini, maka jangalah kau mengizinkan lagi aku menyertaimu. Sesungguhnya sudah cukup aku memberi uzur padaku.”
Keduanya melanjutkan perjalanan hingga dampai pada penduduk suatu negeri. Keduanya berkeliling dan minta dijamu. Namun para penduduk daerah tersebut menolak mereka. Di dalam negeri itu, keduanya keduanya menjumpai rumah yang hampir roboh. Nabi Khidir kemudian memperbaiki dan membangun dinding tersebut.
Melihat hal tersebut, spontan Nabi Musa bertanya, “Kita mendatangi suatu kaum, namun mereka tidak bersedia menjamu dan memberi makan kita, kalau kau bisa meminta upah untuk itu.” Nabi Khidir menjawab, “Inilah perpisahan antara kau dan aku, aku akan memberitahu tujuan perbuatan-perbuatan yang aku lakukan yang kau tidak sadar terhadapnya.”
ADVERTISEMENT
Nabi Khidir pun menjelaskan, “Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap perahu.
Dan adapun anak muda itu, maka kedua orangtuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
Kemudian kami menghendaki, sekiranya Tuhan mereka menggantinya dengan (seorang anak) lain yang lebih baik kesuciannya daripada (anak) itu dan lebih sayang (kepada ibu bapaknya).
Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shalih. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya."
ADVERTISEMENT
Nabi Musa mengambil hikmah dari setiap perbuatan Nabi Khidir, seorang yang mengajarkan ilmu laduni atau ilmu yang hanya diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Anggapan bahwa Nabi Khidir masih hidup sampai sekarang ulama berebeda pendapat. Namun demikian Nabi Khidir tetaplah merupakan sosok nabi yang luar biasa. (MZM)