Konten dari Pengguna

Kisah Umar bin Khatab Masuk Islam: dari Benci Hingga Membela Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
10 September 2021 13:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilusrasi Umar bin Khatab. Sumber: https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilusrasi Umar bin Khatab. Sumber: https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
Sejarah agama Islam dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa yang berpengaruh besar terhadap peradaban manusia. Ajaran Islam membawa perubahan yang cukup signifikan, dari manusia jahiliyah berubah menjadi yang beradab dan bermartabat. Salah satunya adalah kisah sahabat sekaligus khalifah Umar bin Khatab masuk Islam yang memiliki banyak pembelajaran untuk umat muslim.
ADVERTISEMENT

Kisah Umar bin Khatab Masuk Islam

Mengutip buku berjudul Jejak Langkah Umar bin Khattab karangan Abdul Rohim (2017: 16) Umar bin Khatab lahir dari keluarga bangsawan dengan ayah bernama Al Khattab bin Nufail dan ibu bernama Hatamah binti Hasyim bin Maghiroh. Dengan keluarga yang cukup terpandang, membuat Umar selalu mendapat posisi strategis di kalangan masyarakat Quraisy.
Umar kecil tumbuh menjadi anak cerdas, berwatak keras dengan tutur kata yang tinggi, karena didikan sang ayah.
Ketika dewasa, Umar adalah orang yang memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam masyarakat Quraisy membuatnya sangat dicintai masyarakat Makkah. Apapun yang sekiranya menggangu kaum Quraisy, Umar menjadi orang terdepan dalam membela dan mempertahankan. Bahkan ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai berdakwah, Umar merasa khawatir terhadap kehadiran agama Islam yang dapat merusak tatanan sosial dan politik masyarakat Makkah.
ADVERTISEMENT

Cahaya Islam Masuk dalam Diri Umar bin Khatab

1. Mendengar Alquran dari Nabi Muhammad
Ketika hendak keluar rumah pada malam hari, Umar melewati Kakbah dan mendengar Nabi Muhammad sedang berdiri melaksanakan shalat. Beliau membacakan Surat Al Haqqah. Sejenak Umar mendengarkan lantunan ayat-ayat tersebut. Diam-diam beliau menyimpan ketakjuban pada lafadz yang dibacakan Nabi Muhamamd, namun hatinya berupaya mengingkarinya. Pikiran Umar langsung terbantahkan dalam ayat yang dibacakan pada Surat Al Haqqah ayat 40 dan 41 yang artinya:
Kemudian Umar menjawab dalam hatinya; “Jika bukan perkataan penyair, pasti ia dibuat oleh tukang tenung.”
ADVERTISEMENT
Akan tetapi Nabi Muhammad melanjutkan Surat Haqqah ayat 42 dan 43 yang artinya:
Sejak saat itu, benih-benih agama Islam mulai tumbuh dalam hati Umar yang keras.
2. Peristiwa kepada Adiknya Fatimah binti al-Khattab
Orang-orang Quraisy pernah berkumpul dan bermufakat untuk membunuh Nabi Muhammad. Umar secara suka rela menjadi orang yang akan membunuhnya.
“Siapa yang ingin membunuh Muhammad?” tanya mereka
“Saya siap membunuhnya.” Jawab Umar
Umar pun keluar pada siang hari yang sangat panas sambil membawa pedangnya. la hendak membunuh Nabi Muhammad. Nu'am bin Abdullah Annaham bertemu Umar seraya berkata,
ADVERTISEMENT
"Hendak ke manakah kamu wahai Umar?"
Umar menjawab, "Aku ingin mencari orang yang berpindah agama ini (Nabi Muhammad) yang telah memecah belah suku Quraisy, mencela impian Quraisy, mencela agama dan menghina Tuhan-Tuhannya, aku ingin membunuhnya". Nu'aim berkata, "Perjalanan yang paling jelek adalah perjalananmu wahai Umar. Demi Allah nafsumu telah melampaui dirimu, engkau terlalu berlebihan.”
Meraka berdialog hingga suara mereka saling meninggi. Umar berkata,
"Menurutku engkau telah berpihak dengannya, seandainya aku tahu pastilah engkau orang pertama yang aku bunuh". Ketika Nu'aim melihat bahwa emosi Umar belum berakhir, ia berkata, "Aku beri tahukan kepadamu bahwa keluargamu dan iparmu telah masuk Islam, mereka telah meninggalkanmu, sekarang engkau hanya berada dalam kesesatanmu".
ADVERTISEMENT
Ketika Umar mendengar ucapan Nu'aim tersebut, ia berkata,
"Siapa di antara mereka?"
Nu'aim menjawab, "iparmu, anak pamanmu dan saudarimu."
Ketika Umar mendengar bahwa saudarinya berserta suaminya telah masuk Islam, ia marah dan mendatangi mereka berdua, ketika ia mengetuk pintu, mereka berdua. Mereka berdua sedang membaca kitab Alquran yang ada di tangan mereka, ketika mereka mendengar kedatangannya, mereka segera bersembunyi. Ketika Umar memasuki rumah, Fatimah mengetahui kemaranhan Umar. Kemudian Fatimah menyembunyikan lembaran-lembaran Quran.
Umar marah selagi menanyakan “Mungkin kalian sudah berpihak dengan Muhammad?"
Saudari Umar berkata, "Wahai Umar, bagaimana jika ada kebenaran di luar agamamu?"
Umar geram dan menendang Sa’ad. Fatimah melerainya, namun dia menerima pukulan dan mendapat luka. Melihat adiknya terluka, Umar mulai merasa bersalah.
ADVERTISEMENT
Lalu ia berkata; “Coba berikan padaku Kirab yang kau baca”
“Tidak, engkau dalam orang najis, Tidak boleh menyentunya, mandilah dan berwudhu.” Jawab Fatimah.
Ilustrasi Lembaran Al-Qur'an yang dijatuhkan Umar bin Khattab. Sumber: https://www.freepik.com/
Umar mandi dan keluar, kemudian ia kembali kepada adiknya. Fatimah memberikan lembaran Alquran yang kebetulan di dalamnya ada Surat Thaha, ketika itu Umar melihat “Bismillahirrahmanirrrahim”, ia terkejut dan menjatuhkan lembaran dari tangannya, ketika ia mengambil lembaran kembali, ia melihat Surat Thaha ayat 1-8. Ayat tersebut mulai membuka hatinya. Ia berkata “Kaum Quraisy lari dari ini”, kemudian ia meneruskan bacaan Surat Thaha ayat 14-16 yang artinya;
Umar dan Khabab tersadarkan akan kebenaran tersebut, kemudian ia menuju tempat dakwah Nabi Muhammad. Sesampainya di sana umar mengetuk pintu. Seorang sahabat mengintip dari celah-celah pintu. Seluruh isi rumah panik dan melindungi Nabi Muhammad.
ADVERTISEMENT
“Ada apa dengan kalian?” ucap Hamzah bin Abdul Muthalib.
“Umar datang,” jawab mereka.
“Memangnya kenapa dengan Umar? Buka pintunya. Jika dia bermaksud baik, kita akan menyambutnya. Jika dia bermaksud buruk, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri,” ucap Hamzah yang saat itu baru memeluk Islam selama tiga hari.
Maka, dibukalah pintu, Umar masuk untuk menemui Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menanyai Umar.
“Apa gerangan Anda kemari, wahai umar?”
Umar menjawab “Ya Rasulullah, saya kemari untuk menemui Anda dan mengikrarkan diri beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya dan apa yang dibawa dari sisi Allah.”
Mendengar hal itu, Nabi Muhammad bertakbir “Allahi Akbar.” Para sahabat yang berada dalam rumah yang telah mengetahui keislaman Umar. Mereka bubar. Mereka merasa takut dengan masuk Islamnya Umar dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Mereka tahu bahwa kedua orang itu akan melindungi Nabi Muhammad dari musuh-musuh mereka. (HR. Ahmad)
ADVERTISEMENT
Kisah Umar bin Khatab masuk Islam berdampak sangat besar bagi umat muslim, karena orang yang diagungkan Quraisy pindah menjadi membela agama Allah dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. (MZM)