Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Konsep Drama sebagai Seni Pertunjukan Bersumber pada Apa? Ini Elemen-elemennya
26 Agustus 2024 18:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Konsep drama sebagai seni pertunjukan bersumber pada elemen-elemen penting di dalamnya. Elemen drama adalah komponen dasar yang membentuk sebuah karya drama dan menyusun keseluruhan pertunjukan.
ADVERTISEMENT
Drama sebagai seni pertunjukan adalah bentuk ekspresi artistik yang menggabungkan berbagai elemen. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman yang mendalam bagi penonton.
Konsep Drama sebagai Seni Pertunjukan Bersumber pada Elemen Penting
Konsep drama melibatkan sejumlah elemen yang saling berinteraksi untuk membangun sebuah karya yang menarik dan bermakna. Elemen-elemen ini saling berinteraksi untuk menciptakan struktur, makna, dan pengalaman dalam seni drama.
Berdasarkan buku Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi, Melani Budianta, (2002), konsep drama sebagai seni pertunjukan bersumber pada beberapa elemen berikut:
1. Narasi
Narasi adalah alur cerita atau jalan cerita yang diikuti oleh drama. Ini mencakup pengembangan plot, pengenalan karakter, konflik, dan resolusi. Narasi mengarahkan bagaimana cerita berkembang dari awal hingga akhir, termasuk perubahan yang dialami oleh karakter dan situasi.
ADVERTISEMENT
2. Dialog
Dialog adalah percakapan antara karakter dalam drama. Melalui dialog, karakter mengungkapkan pikiran, perasaan, dan interaksi mereka satu sama lain. Dialog juga merupakan cara utama untuk menyampaikan informasi dan memperjelas alur cerita kepada penonton.
3. Karakter
Karakter adalah individu yang terlibat dalam cerita drama. Setiap karakter memiliki kepribadian, tujuan, dan latar belakang yang membentuk perannya dalam cerita. Karakter dapat berkembang sepanjang drama, dan interaksi mereka membantu membentuk alur dan tema.
4. Tema
Tema adalah pesan atau ide sentral yang ingin disampaikan oleh drama. Ini bisa berupa komentar sosial, moral, atau refleksi tentang kondisi manusia. Tema sering kali menjadi inti dari cerita dan dapat diungkapkan melalui konflik, dialog, dan tindakan karakter.
5. Plot
Plot adalah struktur keseluruhan dari cerita, yang mencakup urutan peristiwa dan bagaimana konflik berkembang. Plot biasanya terdiri dari beberapa bagian utama: pengenalan, perkembangan, klimaks, dan resolusi. Ini membantu membentuk alur dan dinamika cerita.
ADVERTISEMENT
6. Konflik
Konflik adalah masalah atau tantangan yang dihadapi oleh karakter dalam drama. Konflik bisa bersifat internal (dalam diri karakter) atau eksternal (antara karakter atau antara karakter dan lingkungan). Konflik mendorong perkembangan cerita dan karakter.
7. Setting (Latarnya)
Setting mencakup waktu dan tempat di mana drama berlangsung. Ini mencakup elemen-elemen seperti lokasi, waktu dalam sehari atau tahun, dan suasana. Setting membantu menciptakan konteks untuk cerita dan mempengaruhi bagaimana karakter berinteraksi dan berperilaku.
8. Musik dan Efek Suara
Musik dan efek suara mendukung suasana dan emosi dalam drama. Musik dapat menciptakan latar belakang yang mendalam, sementara efek suara dapat menambah realisme dan dramatisasi. Keduanya membantu meningkatkan pengalaman sensorik penonton.
9. Panggung dan Desain Set
Desain panggung mencakup elemen fisik di atas panggung yang membentuk lingkungan aksi drama berlangsung. Ini termasuk latar belakang, perabotan, dan dekorasi. Desain set membantu menciptakan atmosfer dan memberikan konteks visual untuk cerita.
ADVERTISEMENT
Konsep drama sebagai seni pertunjukan bersumber pada elemen-elemen tersebut. Semua elemen atau unsur ini bekerja bersama untuk menciptakan pengalaman yang menyentuh dan memikat bagi penonton, menjadikan drama sebagai bentuk seni yang kompleks. (DNR)