Kumpulan Antonim Hakiki beserta Pengertiannya dalam Bahasa Indonesia

Ilustrasi Antonim Hakiki. Sumber: Pexels.com/Dom J

Antonim hakiki merupakan salah satu hubungan makna kata yang kerap dibutuhkan oleh pengguna bahasa Indonesia. Jika membutuhkan antonim dari hakiki secara cepat, pengguna bahasa Indonesia dapat menambahkan kata tidak sebelum kata hakiki.

Contohnya adalah tidak hakiki. Namun, antonim seperti itu sebaiknya tidak dilakukan saat membuat tulisan terlebih lagi karya tulis. Oleh sebab itu, pengguna bahasa Indonesia perlu mengetahui antonim dari hakiki secara jelas.

Pengertian Antonim dan Hakiki

Ilustrasi Antonim Hakiki. Sumber: Pexels.com/PNW Production

Ketika mencari antonim hakiki, artinya mencari kata yang mempunyai makna berlawanan dengan makna kata hakiki. Pasalnya, pengertian dari antonim adalah lawan kata atau kata-kata yang maknanya saling berlawanan.

Mengutip dari 3 in 1 Solusi Cerdas BBM SMP/MTs Kelas 1, 2, & 3 karya Ibrahim, dkk. (2014: 47), pengertian antonim adalah hubungan antara dua kata atau lebih yang saling berlawanan makna.

Demikian dapat dipahami bahwa kata hakiki bisa saja mempunyai lebih dari satu lawan kata atau antonim. Sebelum mengetahui antonim dari hakiki, berikut adalah makna hakiki yang mengutip dari KBBI Daring Kemdikbud (kbbi.kemdikbud.go.id):

Jadi, antonim dari hakiki adalah setiap kata yang memiliki arti berlawanan atau bertentangan dengan benar, sebenarnya, dan/atau sesungguhnya.

Kumpulan Antonim Hakiki dalam Bahasa Indonesia

Ilustrasi Antonim Hakiki. Sumber: Pexels.com/Designecologist

Berikut adalah kumpulan antonim dari kata hakiki dalam bahasa Indonesia yang lengkap dengan artinya dalam KBBI.

Baca Juga: Arti dan Antonim Obstruksi dalam Bahasa Indonesia

Kesimpulannya, antonim hakiki dalam bahasa Indonesia adalah setiap kata yang mempunyai arti berlawanan dengan kondisi benar, sebenarnya, atau sesungguhnya. Misalnya, keliru, kiasan, majasi, metafora, salah, atau terselubung.

Pemilihan kata mana yang lebih tepat sebagai antonim dari hakiki tergantung dengan konteks pembahasan. Oleh sebab itu, setiap pengguna bahasa Indonesia perlu memahami makna dan konteks penggunaan kata. (AA)