Larangan Rebo Wekasan bagi Masyarakat Jawa yang Harus Dijauhi

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
26 September 2021 8:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Larangan Rebo Wekasan. Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Larangan Rebo Wekasan. Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rebo Wekasan adalah salah satu tradisi masyarakat muslim di Jawa yang jatuh setiap hari Rabu terakhir pada bulan Safar. Tradisi ini diadakan dengan tujuan untuk menolak bala dan marabahaya. Rebo Wekasan sendiri adalah hari di mana Nabi Muhammad SAW jatuh sakit selama 12 hari berturut-turut sebelum akhirnya wafat. Dalam pelaksanaannya, ternyata terdapat larangan Rebo Wekasan bagi masyarakat Jawa yang harus dijauhi.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Jawa, bulan Safar, khususnya hari Rebo Wekasan identik dengan banyak mitos negatif dan penuh kesialan. Hal inilah yang membuat masyarakat kemudian melakukan sejumlah amalan penolak bala agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Larangan Rebo Wekasan dalam Masyarakat Jawa

Larangan Rebo Wekasan. Sumber: pixabay.com
Menurut buku Major Themes of The Qur’an: Second Edition karya Fazlur Rahman (2009:15), salah satu larangan Rebo Wekasan yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat Jawa pada bulan Safar adalah menikah. Konon katanya pernikahan yang berlangsung pada bulan Safar, khususnya saat hari Rebo Wekasan akan membuat rumah tangganya menjadi tidak akur.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak mengadakan hajatan apapun, seperti acara syukuran dan khitanan. Larangan ini masih melekat di tengah-tengah masyarakat Jawa. Padahal sebenarnya dalam ajaran Islam sendiri tidak ada dalil khusus yang menjelaskan tentang hal tersebut. Jadi, larangan menikah dan mengadakan hajatan pada bulan Safar hanyalah sebuah mitos saja.
ADVERTISEMENT
Justru seluruh umat muslim dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan sunnah untuk meningkatkan ketakwaan kita serta memohon perlindungan dari Allah SWT. Pada hakikatnya semua hal buruk dan hal baik yang terjadi di Bumi adalah kehendak Allah SWT sehingga dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Tidak hanya saat bulan Safar saja.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada seluruh umatnya unutk membaca doa berikut saat sedang mengalami kesulitan dan kesengsaraan.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Bismillâhir rahmânir rahîm. Walâ haula walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm
Artinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada upaya dan daya kecuali dengan bantuan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”
ADVERTISEMENT
(Anne)