Konten dari Pengguna

Makna Hari Penyajaan Galungan bagi Umat Hindu Bali

Berita Terkini
Penulis kumparan
5 Juni 2022 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
illustrasi makna hari penyajaan galungan. sumber: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
illustrasi makna hari penyajaan galungan. sumber: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Hari raya suci Galungan merupakan hari keagamaan bagi umat Hindu yang digelar sesuai kalender Isaka dan juga kalender Bali. Terdapat rentetan upacara keagamaan sebelum puncak hari raya Galungan antara lain mulai hari Tumpek Wariga (Pengatang), Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Penyekeban, Penyajaan, Penampahan Baru, baru kemudian diikuti dengan Hari Raya Galungan dan Manis Galungan sehari sesudahnya. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas apa makna Hari Penyajaan Galungan bagi umat Hindu di Bali.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kalender Bali, hari raya Galungan dirayakan setiap 6 bulan sekali atau setiap 210 hari bertepatan pada hari Budha (Rabu) kliwon wuku dungulan. Perayaan ini diperingati sebagai kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.
illustrasi makna hari penyajaan galungan. sumber: unsplash.com

Hari Penyajaan Galungan

Menurut buku KOMISHI (Kompilasi Masalah dan Solusi Hindu) (2021:94) karya Vandeva, Hari Penyajaan Galungan jatuh pada hari senin pon wuku dunggulan, atau 2 hari sebelum hari raya Galungan. Biasanya pada hari Penyajaan ini, para umat hindu di Bali melakukan persiapan pembuatan jajan.
Pada hari raya Penyajaan ini, umat Hindu akan menyiapkan berbagai sarana pemujaan dari bahan janur, slepan, bambu, dan membuat kue atau jaja yang akan dipakai saat Galungan nantinya. Salah satu jajan yang dibuat adalah jaje uli yang berbahan dasar ketan.
ADVERTISEMENT

Makna Hari Penyajaan Galungan bagi Umat Hindu di Bali

Masih menurut buku yang sama, maksud dari kata penyajaan bukan hanya diartikan membuat jajan, namun mengandung tujuan maha luhur bahwa pada hari penyajaan tersebut umat Hindu telah mampu mengatasi godaan Sang Kala Tiga dengan mempertahankan keheningan dan pikiran akibat berhasil melaksanakan tapa, brata, yoga, samadhi, atau ayekung jnana. Keberhasilan inilah yang dimaksud dengan penyajaan/mengatasi.
Momentum Hari Penyajaan Galungan sendiri dapat dimanfaatkan untuk Umat Hindu memaknai Penyajaan Galungan, khususnya saat menyiapkan bahan pengisi banten yang akan dipergunakan saat puncak hari suci Galungan di hari Rabu Kliwon Wuku Dunggulan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sejatinya Hari Penyajaan Galungan dapat dimaknai sebagai hari kesungguhan untuk menyambut dan merayakan hari suci Galungan. (AGI)