Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Makna Malam Satu Suro Menurut Islam dan Keistimewaannya
30 September 2022 18:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Jawa, peringatan malam satu Suro biasa dirayakan dengan berbagai tradisi. Tujuannya adalah untuk ketentraman batin dan keselamatan. Hal ini disebabkan pada hari tersebut dipercaya segala jenis makhluk halus seperti jin, setan, siluman, dan lainnya mudah masuk ke alam manusia. Lantas, bagaimana makna malam satu Suro menurut Islam dan keistimewaannya?
ADVERTISEMENT
Makna Malam Satu Suro Menurut Islam dan Keistimewaannya
Dalam kalender Hijriah, bulan Suro disebut sebagai Muharram . Dikutip dari buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah oleh Ida Fitri Shohibah (2012:6), kata Muharram secara etimologis berasal dari kata Harrama-Yaharrimu-Tahriiman-Muharrimun-wa-Muharramun yang artinya diharamkan. Singkatnya, Muharram adalah sesuatu yang dihormati atau yang terhormat dan diharamkan (dari hal-hal yang tidak baik).
Dalam agama Islam, bulam Muharram atau bulan Suro merupakan salah satu di antara empat bulan yang diharamkan.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan suci. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At- Taubah: 36)
ADVERTISEMENT
Imam Ath-Thabari menjelaskan makna dari ayat tersebut:
“Bulan itu ada dua belas, empat diantaranya merupakan bulan haram (mulia), dimana orang-orang jahiliyah dahulu mengagungkan dan memuliakannya. Mereka mengharamkan peperangan pada bulan tersebut. Sampai seandainya ada seseorang bertemu dengan orang yang membunuh ayahnya maka dia tidak akan menyerangnya. Bulan empat itu adalah Rajab Mudhor, dan tiga bulan berurutan, yaitu Dulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dengan ini nyatalah khabar-khabar yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Kemudian At-Thabari meriwayatkan beberapa hadits, diantaranya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, (yang artinya): Wahai manusia, sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaan ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dan sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ada dua belas bulan, diantaranya terdapat empat bulan haram, pertamanya adalah Rajab Mudhor, terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban, kemudian Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram”
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, pada bulan Muharram umat Muslim diharamkan untuk berperang. Hal ini disebabkan karena orang-orang Arab dahulu gemar mengubah-ubah urutan bulan. Mereka menghalalkan perang pada suatu tahun kemudian mengharamkan pada ahun berikutnya.
Keutamaan Bulan Muharram atau Suro
Bulan Puasa Paling Utama Setelah Ramadhan
Jika bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkannya umat Islam melaksankan puasa selama satu bulan penuh, maka bulan Muharram adalah bulan yang paling utama untuk berpuasa. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 2812)
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa bulan Suro dalam agama Islam memiliki makna yang sangat mendalam dan jauh dari hal-hal mistis. Bahkan sebaliknya, umat Muslim menyambut datangnya bulan Muharram dengan suka cita karena terdapat banyak sekali amalan yang dapat dilaksanakan, terutama ibadah puasa.(MZM)
ADVERTISEMENT