Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Makna Pantun Kiasan dan Contohnya yang Mudah Dipahami
16 Oktober 2022 17:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Makna Pantun Kiasan
Dari buku Khazanah Negeri Pantun (2020) yang ditulis oleh Rendra Setyadiharja dapat disimpulkan bahwa pantun sebagai bagian dari puisi lama digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau pendapat dengan cara yang menarik dan hangat melalui kalimat berirama, kadang seperti nyanyian. Pantun tidak mengenal perbedaan gender, strata sosial maupun usia. Ada yang berpendapat bahwa pantun merupakan warisan sastra bangsa Melayu, namun ada pula yang meneliti dan menyimpulkan bahwa daerah lain juga mengenal pantun. Pantun diciptakan dan disebarkan dalam bentuk tulisan, lisan, bahkan pertunjukkan.
Makna pantun kiasan juga dapat dicari secara terpisah dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Melalui akses secara daring pada tanggal 14 Oktober 2022 disebutkan bahwa pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap lariknya biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja, sedangkan baris ketida dan keempat merupakan isi. Sedangkan kiasan berarti persamaan, perumpamaan, perbandingan, pelajaran dan sindiran.
Contoh Pantun Kiasan
Air surut memungut bayam,
ADVERTISEMENT
Sayur diisi ke dalam karung;
Jangan diikut resmi ayam,
Bertelur sebiji riuh sekampung.
Pantun kiasan di atas merupakan bentuk sindiran tentang seseorang yang melakukan pencapaian kecil tapi dibesar-besarkan.
Berburu ke padang datar,
Dapatkan rusa belang kaki;
Berguru kepalang ajar,
Bagaikan bunga kembang tak jadi.
Pantun kiasan di atas menggunakan bahasa perumpamaan yang artinya adalah dalam melakukan sesuatu jangan tanggung.
Apa guna sambal tumis,
Kalau tak dicampur asam belimbing;
Apa guna lama menangis,
Tidaklah penuh telaga kering.
Pantun kiasan di atas berupa nasehat bahwa menangis merupakan perbuatan yang sia-sia karena masalah tidak selesai.
Demikian penjelasan tentang makna pantun kiasan beserta contohnya. (LUS)