Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Makna Ungkapan Lebih Baik Mati Anak daripada Mati Adat
10 Oktober 2022 19:49 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mari simak makna dibalik ungkapan lebih baik mati anak daripada mati adat dalam artikel berikut ini. Simak hingga tuntas agar semakin tahu.
ADVERTISEMENT
Makna Lebih Baik Mati Anak daripada Mati Adat
Lebih baik mati anak daripada mati adat merupakan sebuah kalimat ungkapan yang memiliki makna. Makna dari ungkapan tersebut adalah pentingnya memperhatikan kepentingan kaum dibandingkan kepentingan keluarga sendiri.
Selain itu, beberapa orang juga memahami bahwa ungkapan tersebut memiliki makna yang menggambarkan bahwa kepentingan bersama seharusnya lebih utama daripada kepentingan pribadi. Sebenarnya, dari mana asal ungkapan ini?
Asal-usul Ungkapan Lebih Baik Mati Anak daripada Mati Adat
Asal-usul ungkapan lebih baik mati anak daripada mati adat ini berasal dari masyarakat Melayu. Abd. Rachman Abror (2009: 155) dalam bukunya yang berjudul Pantun Melayu: Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara menjelaskan bahwa masyarakat Melayu dari waktu ke waktu hidup dalam lingkungan adat.
Mereka memiliki pandangan tinggi terhadap adat sehingga menjaganya sedemikian rupa agar tidak terlupakan atau lenyap. Atas dasar kesetiaan serta kepatuhan mereka terhadap adat pun terungkap dalam ungkapan adat, yakni hidup dikandung adat, mati dikandung tanah, biar mati anak, asalkan jangan mati adat.
ADVERTISEMENT
Itulah asal-usul dari ungkapan lebih baik mati anak daripada mati adat. Namun, belakangan ini, ungkapan lebih baik mati anak daripada mati adat dimaknai sebagai penggambaran mementingkan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi.
Ungkapan dalam Bahasa Indonesia
Sedari tadi, kita berbicara tentang ungkapan. Tahukah Anda bahwa ungkapan sebenarnya adalah sebuah penggambaran atas sebuah kondisi?
Baidha Azra (2018: 87) dalam bukunya yang berjudul Master Kisi-kisi USBN SD/MI 2019 menjelaskan bahwa ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk sebuah arti baru. Azra juga menjelaskan bahwa biasanya, ungkapan atau gabungan kata tersebut digunakan untuk mengiaskan suatu hal tertentu sehingga ungkapan sering juga disebut sebagai kiasan.
Salah satu ungkapan itu adalah panjang tangan. Ungkapan ini menggambarkan orang yang memiliki sifat suka mencuri.
ADVERTISEMENT
Sekian uraian tentang ungkapan kali ini. Semoga bermanfaat. (AA)