news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Makna yang Terkandung dalam Surat Al Bayyinah Ayat 5

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
16 Juni 2021 15:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Unsplash.com - Surat Al Bayyinah ayat 5
zoom-in-whitePerbesar
Unsplash.com - Surat Al Bayyinah ayat 5
ADVERTISEMENT
Dalam surat Al Bayyinah ayat 5 terkandung makna bahwa Allah SWT telah memerintahkan kepada orang kafir termasuk ahli kitab sebelum Alquran dan orang musyik untuk menyembah dan taat kepada-Nya.
ADVERTISEMENT
Di dalam surat Al Bayyinah ayat 5 juga tersirat perintah lainnya dari Allah SWT agar umat-Nya melaksanakan sholat dan zakat sesuai dengan kewajibannya.
Makna surat Al Bayyinah seperti yang bisa kita temukan di buku Juz'amma Lengkap Bergambar 3 Bahasa, Puspa Swara dan Abu Fayha yakni bahwa ajaran Rasulullah SAW adalah ajaran yang benar. Agama yang dibawanya adalah agama yang lurus yang mencakup pokok-pokok ajaran yang juga dibawa nabi-nabi terdahulu.
Di dalam surat Al Bayyinah terdapat pernyataan ahli kitab dan orang-orang musyrik bahwa mereka akan tetap dalam agama mereka masing-masing sampai datang nabi yang telah dijanjikan Tuhan.
Namun nyatanya, setelah Nabi Muhammad SAW datang pun, yang terjadi adalah mereka malah terpecah-pecah, ada yang beriman, ada yang tidak. Padahal sifat-sifat nabi yang datang sesuai dengan sifat-sifat yang mereka kenal di dalam kitab-kitab mereka dan membawa yang benar yaitu ikhlas dalam beribadah, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat.
ADVERTISEMENT

Kandungan yang Ada di Surat Al Bayyinah Ayat 5

Surat Al Bayyinah ayat 5, berbunyi:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Artinya:
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Bila ditafsirkan, kurang lebih maknanya adalah:
Mereka terpecah belah seperti itu padahal dalam kitab-kitab mereka hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga diperintahkan agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus dan benar agama Islam. Keikhlasan dalam beribadah dengan memurnikan niat demi mencari rida Allah dan menjauhkan diri dari kemusyrikan adalah salah satu syarat diterimanya ibadah.
ADVERTISEMENT
Pada ayat ini dengan nada mencerca, Allah SWT menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah-Nya. Perintah yang ditujukan kepada mereka adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, dan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Mereka juga diperintahkan untuk mengikhlaskan diri lahir dan batin dalam beribadah kepada Allah SWT serta membersihkan amal perbuatan dari syirik sebagaimana agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekufuran kaumnya kepada agama tauhid dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah.
Ikhlas adalah salah satu dari dua syarat diterimanya amal, dan hal ini adalah pekerjaan hati. Hal kedua adalah mengikuti sunah Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman:
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim yang lurus." (an-Nahl/16: 123)
ADVERTISEMENT