Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mashaallah atau Masyaallah, Mana Penulisan yang Sesuai Bahasa Arab?
28 September 2022 20:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mashaallah atau masyaallah, umat Islam di Indonesia sering kali keliru dalam menggunakan kalimat thayyibah tersebut. Tak jarang terjadi perdebatan agar tidak terjadi salah arti. Maka dari itu, ulasan kali ini akan menjelaskan secara singkat tentang penulisan kalimat baik dalam agama Islam tersebut yang sesuai dengan bahasa Arab.
ADVERTISEMENT
Penulisan Mashaallah atau Masyaallah
Kata tersebut merupakan translasi dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Translasi sendiri merupakan perubahan huruf dalam suatu abjad ke abjad lainnya.
Dalam bahasa Arab, kalimat thayyibah tersebut bertuliskan:
مَا شَاءَ اللهُ
Berdasarkan keputusan pemerintah melalui Keputusan Bersama Menteri Agama (Menag) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 Nomor 0543b/U/198 memuat pedoman untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam menggunakan kata serapan dari bahasa Arab.
Dalam huruf ﺵ bila dilafalkan dalam tulisan Latin akan menjadi “sy” sehingga مَا شَاءَ اللهُ jika dituliskan menjadi masyaallah atau masya Allah.
Selain itu, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi V, kata bakunya dari kalimat thoyyiban tersebut adalah masyaallah atau masya Allah.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, berdasarkan KBBI online di situs kbbi.kemdikbud.go.id, kata yang baku antara masha allah dan masyaallah adalah masyaallah (ma.sya.al.lah)
Penggunaan Masyaallah
Kata masyaallah sendiri sering kali digunakan umat Islam. Dikutip dari buku Muslimah Cantik Aqidahnya Benar oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz, dkk (2007), disyariatkan bagi orang mukmin ketika melihat sesuatu yang membuatnya takjub hendaknya ia mengucapkan ‘Masya Allah‘ atau ‘Baarakallahu Fiik‘ atau juga ‘Allahumma Baarik Fiihi‘ sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
‘Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu “maa syaa allah, laa quwwata illaa billah”‘ (QS. Al Kahfi: 39)”
Makna Masyaallah
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin dalam Tafsir Al Quranul Karim Surat Al-Kahfi, menjelaskan bahwa kalimat masyaallah bisa diartiken dengan dua makna, yakni:
ADVERTISEMENT
I’rab yang pertama dari “Masyaallah” (ما شاء الله) adalah dengan menjadikan kata “maa” (ما) sebagai isim maushul (kata sambung) dan kata tersebut berstatus sebagai khabar (predikat). Mubtada’ (subjek) dari kalimat tersebut adalah mubtada’ yang disembunyikan, yaitu “hadzaa” (هذا). Dengan demikian, bentuk seutuhnya dari kalimat “maa syaa Allah” adalah:
هذا ما شاء الله
hadzaa maa syaa Allah
Jika demikian, maka artinya dalam bahasa Indonesia adalah: “inilah yang dikehendaki oleh Allah”.
Adapun i’rab yang kedua, kata “maa” (ما) pada “maa syaa Allah” merupakan maa syarthiyyah (kata benda yang mengindikasikan sebab) dan frase “syaa Allah” (شاء الله) berstatus sebagai fi’il syarath (kata kerja yang mengindikasikan sebab). Sedangkan jawab syarath (kata benda yang mengindikasikan akibat dari sebab) dari kalimat tersebut tersembunyi, yaitu “kaana” (كان). Dengan demikian, bentuk seutuhnya dari kalimat “maa syaa Allah” adalah:
ADVERTISEMENT
ما شاء الله كان
maa syaa Allahu kaana
Sehingga, jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi”.
Oleh karena itu, ketika melihat hal yang menakjubkan maka ucapkanlah “Masyaallah” (ما شاء الله), sebab kita menyadari dan menetapkan bahwa hal yang menakjubkan tersebut semata-mata terjadi karena kuasa Allah.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai penulisan mashaallah atau masyaallah sesuai dengan penulisan bahasa Arab. Semoga setelah mengetahui informasi di atas semakin menyadarkan kita untuk banyak berdzikir kepada Allah SWT, terutama ketika melihat hal-hal yang menakjubkan.(MZM)