Materi Pendidikan Karakter MPLS Membangun Insan Cendekia dan Berintegritas

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
15 Juli 2022 19:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kegiatan MPLS. Foto: unsplash.com/isengrapher
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan MPLS. Foto: unsplash.com/isengrapher
ADVERTISEMENT
Setelah melewati sekian proses Pendaftara Peserta Didik Baru (PPDB), para peserta didik yang diterima di sekolah akan menginjak jenjang pendidikan baru. Pada hari-hari pertama, para peserta didik baru untuk jenjang SMP, SMA, maupun SMK akan melaksanakan serangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Tak hanya mengenalkan lingkungan sekolah saja, MPLS juga memperkenalkan pendidikan karakter yang sangat penting diketahui para pelajar di era modern seperti saat ini. Nah, dalam artikel kali ini akan memaparkan materi MPLS pendidikan karakter membangun insan cendekia dan berintegritas.
ADVERTISEMENT

Materi Pendidikan Karakter MPLS Membangun Insan Cendekia dan Berintegritas

Adapun materi pendidikan katakter MPLS yakni:
Ilustrasi MPLS. Foto: unsplash.com/tinasihgusti
Karakter merupakan watak atau tabi’at, yakni sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap tingkah laku antara satu orang dengan yang lainnya. Saat ini, penguatan pendidikan moral atau pendidikan karakter sangatlah ditekakan untuk mengatasi krisi moral yang sedang melanda negara kita.
Krisis karakter tersebut di antaranya adalah pergaulan bebas, kekerasan terhadap anak-anak dan remaja, penyalah gunaan obat-obatan, dan lainnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter sangatlah dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan anak-anak dan remaja.
Dikutip dari buku Strategi Implementasi Pendidikan Karakter karya Prof. Dr. H. Sukiyat, SH., M.Si (2020:6), definisi pendidikan karakter dapat dibagi menjadi dua macam, yakni pengertian secara luas dan pengertian lebih sempit. Dalam pengertian secara luas, pendidikan karakter adalah seluruh dinamika rasional. Artinya, semua hubungan yang terjalin dengan seorang individu mengandung unsur pendidikan karakter, baik hubungan individu dengan dirinya sendiri maupun secara dengan orang lain. Dengan kata lain, pendidikan karakter dalam pengertian luas adalah pendidikan karakter yang terjadi secara alami dan cenderung tidak disadari dalam kahidupan dan terbebas dari ruang dan waktu.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pendidikan karakter dalam pengertian sempit adalah pendidikan karakter sebagai sebuah proses yang disadari atau disengaja. Pendidikan karakter dalam pengertian ini merupakan usaha yang terprogram dan direncanakan, memiliki target dan tujuan yang jelas dan dapat diukur.
Kedua pengertian di atas tidak saling bertolak belakang. Malahan saling melengkapi jikadibentuk oleh kebiasaan, dan kebiasaan itu adalah hasil dari perbuatan yang dilakukan berulang-ulang, sedangkan perbuatan adalah aksi dari sebuah gagasan.
Terdapat 4 karakter utama dalam pendidikan karakter, yaitu:
A. Relogiositas
Sikap dan perilaku yang taat dan patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleran, mencintai alam, dan selalu menjalin kerukunan hidup antar sesama.
B. Nasionalisme
Mengapresiasi, menjaga, dan mengembangkan budaya bangsa sendiri dan mampu mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain untuk memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sub nilai dari karakter nasionlasime yaitu:
1. Cinta tanah air
2. Semangat kebangsaan
3. Menghargai kebhinnekaan
4. Rela berkorban
5. Taat hukum
C. Kemandirian
Sikap percaya pada kemampuan, kekuatan, bakat dalam diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain.
Sub nilai karakter kemandirian:
1. Kerja keras (etos kerja)
2. Kreatif dan inovatif
3. Disiplin
4. Tahan banting
5. Pembelajar sepanjang hayat
D. Integritas
Menyelaraskan pikiran, perkataan dan perbuatan yang merepresentasikan perilaku bermoral yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Sub nilai karakter integritas:
1. Kejujuran
2. Keteladanan
3. Tanggungjawab
4. Antikorupsi
5. Komitmen moral
6. Cinta pada kebenaran
Dampak Pendidikan Karakter
Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah dan kalau tidak ditanganiakan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Dengan banyaknya sosialisasi tentang pendidikan karakter, nantinya akan lahir generasi bangsa yang cerdas namun tetap berkarakter sesuai nilai-nilai agama, bangsa, dan negara.
(MZM)