Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Memahami Arti Muhasabah Diri dalam Islam
18 Februari 2021 15:23 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 10 Februari 2023 16:43 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Arti muhasabah adalah introspeksi diri. Kata introspeksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya) diri sendiri atau istilah lainnya adalah mawas diri.
ADVERTISEMENT
Menurut A Kang Masfur (2018:88) dalam buku Yuk, Muhasabah, dijelaskan bahwa muhasabah berasal dari kata Bahasa Arab “hasiba-yahsabu-hisab” yang secara etimologis memiliki arti melakukan perhitungan.
Sedangkan dalam terminologi Islam , muhasabah memilki arti upaya seseorang dalam melakukan evaluasi diri terhadap kebaikan serta keburukan pada semua aspek hidupnya.
Hadist dan Dalil Muhasabah Diri
Islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu bermuhasabah, beberapa hadist dan dalil terkait muhasabah adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad, wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'malụn.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Aspek Muhasabah dalam Islam
Sebagaimana dijelaskan dalam buku Akhlah Tasawuf karya Muhammad Hamim Thohari dan Siti Sulaikho (2021) dan situs resmi Kemdikbud, seorang hamba harus melakukan muhasabah di segala aspek kehidupan. Adapun aspek muhasabah dalam Islam, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Ibadah
Ibadah menjadi bentuk pertanggungjawaban umat Muslim sebagai makhluk ciptaan Allah. Ibadah tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, namun harus dijalankan sesuai dengan ketentuan yang tertulis di Al-Quran serta sunnah.
2. Pekerjaan, Rezeki, dan Usia
Pekerjaan, rezeki, dan usia termasuk dalam aspek muhasabah. Dalam hal ini, umat Muslim memiliki kesempatan untuk melakukan introspeksi diri mengenai apa yang sudah dikerjakan di dunia.
3. Kehidupan Sosial
Aspek kehidupan sosial berkaca dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya. Sebagaimana dibahas dalam hadist berikut:
ADVERTISEMENT
Bagaimana Cara Melakukan Muhasabah?
Lantas, bagaimana cara melakukan muhasabah yang tepat? Berikut informasinya.
1. Mengevaluasi soal niat, amalan, juga dosa
Langkah pertama untuk bermuhasabah adalah merenungkan apa saja yang telah dilalui dalam hidup. Pada langkah ini, lakukan evaluasi, sudahkah memiliki niat menjadi orang yang lebih baik? Sudahkah melakukan amalan yang diperintahkan Allah?
2. Melaksanakan solat taubat
Ketika telah menyesali dosa yang dilakukan, muslim yang taat akan segera bertaubat. Salah satu bentuk amalan yang bisa dilakukan adalah mendirikan sholat taubat.
Sama seperti sholat pada umumnya, sholat taubat terdiri dari dua rakaat, empat rakaat, atau enam rakaat. Pada bagian sujud terakhir, akuilah segala dosa dan meminta ampun pada Allah SWT.
3. Menerima saran dan masukan dari orang lain
Dalam suatu riwayat, Imam Bukhari menceritakan kisah Umar bin Khattab yang memberi saran kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan Alquran. Saat itu, Abu Bakar sempat menolak dan bimbang dengan usulan tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menandakan bahwa kehadiran seseorang sangat dibutuhkan untuk dijadikan sebagai saran atau masukan. Tujuannya supaya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
4. Bersahabat dengan orang saleh
Salah satu rezeki yang Allah SWT berikan kepada seorang muslim adalah dengan dikelilingi oleh sahabat yang shalih. Mereka akan menasihati dan mengingatkan kekeliruan yang kita lakukan.
Karena itulah, alangkah baiknya ketika budaya saling mengingatkan dan menasihati tertanam dalam kaum muslimin sebagai cermin bagi diri kita untuk senantiasa melakukan banyak hal baik.
5. Menyendiri
Salah satu bentuk evaluasi dan introspeksi diri yang berguna adalah dengan menyendiri untuk bermuhasabah. Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan:
“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” [HR. Tirmidzi]
ADVERTISEMENT
Keutamaan Melakukan Muhasabah
Dalam ajaran Islam, muhasabah merupakan suatu keharusan untuk setiap Muslim. Dengan bermuhasabah, manusia mendapatkan kesempatan untuk menghisab dirinya sendiri sebelum dihisab langsung oleh Allah SWT di akhirat.
Lantas apa saja keutamaan melakukan muhasabah diri? Berikut informasinya.
1. Merupakan sifat hamba Allah yang bertakwa
Terkadang kita merasa lelah dan bosan yang mengakibatkan lemah semangat untuk beribadah. Maka dari itu, muhasabah akan membantu mengatasi rasa lelah dan bosan tersebut hingga semakin bertaqwa kepada Allah.
2. Hasil dari muhasabah adalah tobat
Muhasabah merupakan sifat Muslim yang bertakwa. Hasil yang diharapkan dari bermuhasabah adalah bertobat.
Diriwayatkan dalam hadis Imam Muslim dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya, maka Allah akan menerima tobatnya."
ADVERTISEMENT
3. Menambah energi untuk menjalankan ibadah
Keutamaan lainnya dari muhasabah diri, yakni dapat menambah energi untuk menjalankan ibadah.
Muhasabah akan menjadi energi tambahan tersendiri ketika kita mengerjakan seluruh perintah Allah SWT. Muhasabah adalah hal yang perlu dilakukan agar kita tidak terjebak dalam kesesatan apalagi kemaksiatan.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Muhasabah?
Dirangkum dari laman Nahdlatul Ulama (NU Online), Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa muhasabah diri sebaiknya dilakukan setiap Muslim secara rutin, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan.
Lebih jelasnya, berikut waktu yang tepat untuk melakukan muhasabah diri bagi para muslim.
1. Awal waktu
Imam Al-Ghazali menganjurkan seseorang mengalokasikan waktunya untuk muhasabah atau introspeksi diri di pagi hari.
Muhasabah dilakukan di awal waktu paling penting untuk merencanakan kebaikan-kebaikan serta meneguhkan komitmen pada kebaikan dan menjauhi keburukan.
ADVERTISEMENT
2. Akhir waktu
Dalam kitab Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali juga menganjurkan setiap Muslim untuk bermuhasabah di ujung hari (malam). Waktu ini merupakan momen yang paling tepat untuk mengintrospeksi dan mengevaluasi semua perbuatan diri di sepanjang hari.
(RYFA)