Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Memahami Cita-Cita dari R.A. Kartini dan Kisah Perjuangannya
6 Desember 2023 19:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jelaskan cita-cita dari R.A. Kartini! Untuk bisa menjelaskannya dengan baik, artinya harus mengulas sedikit mengenai kehidupannya di masa lalu. Singkatnya, Kartini ingin agar semua anak Indonesia, khususnya perempuan, bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
ADVERTISEMENT
Raden Ajeng Kartini, atau lebih dikenal sebagai R.A. Kartini, lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, Hindia Belanda. Kartini lahir dalam keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah Bupati Jepara.
Jelaskan Cita-Cita dari R.A. Kartini!
Kartini tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan tradisi Jawa. Keluarganya memang memberikan kesempatan pendidikan yang lebih baik daripada kebanyakan perempuan pada masa itu. Namun, Kartini tetap terikat oleh norma-norma patriarki dan tradisi pada masanya.
Berdasarkan buku Kartini: Sebuah Biografi, Sitisoemandari Soeroto, Myrtha Soeroto, 2011, cita-citanya utama adalah untuk meningkatkan status dan hak-hak perempuan di Indonesia. Khususnya di kalangan masyarakat Jawa pada awal abad ke-20.
Secara lebih detail. bila diminta untuk jelaskan cita-cita dari R.A. Kartini, inilah penjelasannya.
ADVERTISEMENT
1. Pendidikan untuk Perempuan
Kartini bercita-cita agar perempuan mendapatkan hak atas pendidikan yang setara dengan laki-laki. Ia menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk memajukan perempuan dan membuka peluang yang lebih luas bagi mereka.
2. Pembebasan Perempuan dari Tradisi Patriarki
Kartini ingin membebaskan para perempuan dari norma-norma tradisional dan batasan-batasan yang diterapkan oleh masyarakat patriarki. Ia berharap agar perempuan dapat terlibat aktif dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.
3. Pengembangan Kemampuan dan Bakat Perempuan
Kartini juga menginginkan agar perempuan memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan mereka. Ia percaya bahwa perempuan juga memiliki potensi yang besar untuk berkontribusi dalam berbagai bidang.
4. Pemberdayaan Perempuan Melalui Pekerjaan
Kartini mendukung pemberdayaan ekonomi wanita melalui pekerjaan. Ia ingin wanita memiliki kemandirian finansial sehingga dapat lebih mandiri dan memiliki kontrol atas kehidupan mereka sendiri.
Perjuangan R.A. Kartini Mewujudkan Cita-citanya
Kisah perjuangan R.A. Kartini untuk mewujudkan cita-citanya cukup panjang. Kartini mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara, tempat tinggalnya. Ia berusaha memberikan akses pendidikan kepada perempuan yang pada saat itu masih terbatas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kartini juga mengekspresikan pandangannya melalui surat-surat yang ditulisnya, yang kemudian dikenal sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang". Surat-surat tersebut mencerminkan pemikiran dan keinginan Kartini terhadap pembebasan perempuan.
Kartini aktif melakukan advokasi untuk mendukung pendidikan dan kesetaraan bagi perempuan. Ia berusaha membujuk penguasa kolonial Belanda dan para pemimpin lokal untuk mendukung cita-citanya.
Meskipun hidup pada zaman yang masih kental dengan norma-norma patriarki, Kartini mencoba menerapkan berbagai pemikirannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ia menolak tradisi perjodohan dan berusaha hidup lebih bebas.
Sayangnya, Kartini meninggal pada usia yang masih muda, yaitu 25 tahun. Pasca meninggalnya Kartini, pemikiran dan perjuangannya terus dihargai dan diakui. Ia lalu dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1964.
ADVERTISEMENT
Demikian jawaban untuk pertanyaan jelaskan cita-cita dari R.A. Kartini, bisa disimpulkan bahwa cita-cita dan usaha perjuangan R.A. Kartini memberikan inspirasi bagi gerakan wanita di Indonesia hingga saat ini. (DNR)