Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Memahami Etika dalam Berdakwah Berdasarkan Al-Quran dan Hadits
28 Februari 2023 19:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Islam adalah agama yang mengajarkan tentang kebaikan. Maka dari itu, dibutuhkan orang yang menyerukan kebaikan untuk selalu taat kepada Allah yang disebut juga dai atau pedakwah. Untuk bisa melakukannya, terdapat beberapa hal yang harus dikuasai pedakwah dan memahami jawaban "sebutkan etika dalam berdakwah" adalah hal yang tak bisa ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Dengan etika, seseorang memiliki tanggungjawab moral kepada setiap orang dan Tuhannya. Selain itu, etika menjadi perwujudan dari suri teladan untuk orang lain.
Baca Juga: Contoh Muqoddimah Ceramah dan Fungsinya
Memahami Etika dalam Berdakwah Berdasarkan Al-Quran dan Hadits
Secara bahasa, dakwah berasal dari kata a daʻā-yadʻū-da’watan, yang memiliki kesamaan makna dengan al-nidā’, yang berarti menyeru atau memanggil.
Sedangkan menurut M. Nasir dalam bukunya Fiqhud Da’wah (2017: 121), dakwah merupakan syarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Yaitu merupakan kewajiban bagi pembawaan fitrah selaku makhluk sosial dan kewajiban yang ditegaskan oleh risalah, kitabbullah, dan sunnah rasul.
Landasan dari berdakwah sendiri secara jelas tertulis dalam Al-Quran. Allah SWT bersabda,
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Adapun etika dalam berdakwah yang dikutip dari jurnal Etika Dakwah dalam Al-Quran dan Hadits oleh Khoirurroji’in (2019), yakni:
1. Ikhlas dalam Berdakwah
Ikhlas dalam berdakwah memiliki arti tidak menghitung-hitung hasil dakwah dengan segala imbalan duniawi, seperti materi, pengaruh, nama besar, popularitas, dukungan massa, dan lainnya. Sebagai firman Allah SWT,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinnah: 5)
ADVERTISEMENT
2. Lemah Lembut dalam Berdakwah
Dianjutkan untuk lemah lembut dalam dakwah atau ceramah. Sehingga, orang-orang yang mendengarkan akan mengikuti perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)
ADVERTISEMENT
3. Mewarisi Tradisi Nabi Muhammad SAW
Seorang tidak hanya menyampaikan pengetahuan praktis peribadatan saja, namundalam konteks sosial juga berperan untuk menata moralitas masyarakat. Salah satu tradisi yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah akhlak budi pekerti.
Seperti yang dijelaskan oleh Abdullah bin Amr, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari no. 6035)
Menjadi dai atau pedakwah bukanlah hal yang mudah. Terdapat berbagai hal yang harus dikuasai dan etika yang perlu dipahami. Meski demikian, tak ternilai lagi pahala yang didapatkan karena sudah membawa kebaikan kepada orang lain.(MZM)