Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Memahami Isi Kandungan Surat Al-Ahzab Ayat 21
12 Oktober 2022 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Alquran adalah kitab yang diciptakan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalam Alquran, umat Islam dapat belajar tentang akidah, akhlak, ibadah, sejarah, hukum, dan pengetahuan. Salah satu akhlak yang dapat dicontoh umat Islam dalam Alquran ada pada Surat Al Ahzab ayat 21. Lantas, bagaimana isi kandungan dari ayat tersebut?
ADVERTISEMENT
Memahami Isi Kandungan Surat Al-Ahzab Ayat 21
Surat Al-Ahzab adalah surat ya ke-33 dalam susunan Al-Quran. Surat yang terdiri dari 73 ayat ini termasuk golongan Surat Madaniyah. Dinamai al-Ahzab yang artinya golongan-golongan yang bersekutu sebab dalam surat ini terdapat beberapa ayat yang berhubungan dengan peperangan al-Ahzab, yaitu sebuah peperangan yang dilancarkan orang-orang Yahudi yang bersekutu dengan kaum munafik serta orang-orang musyrik terhadap orang-orang mukmin di Madinah.
Mengutip dari buku Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7 oleh Dr. 'Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh (2005),
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
ADVERTISEMENT
Ayat tersebut turun ketika terjadi Perang Ahzab. Ketika waktu tersebut, umat Muslim sedang diuji dengan kesabaran, keteguhan, kesiagaan, perjuangan, dan tetap menanti jalan keluar dari Allah SWT.
Kemudian ayat tersebut turun bahwa umat Muslim diperintahkan untuk meniru sikap dari Nabi Muhammad SAW dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Sebab, segala yang dibutuhkan umat Islam sudah ada pada amalan-amalan yang telah dikerjakan dan disabdakan Nabi Muhammad SAW. Bahkan dalam hal peperangan, beliau mengirim utusan atau berdamai.
Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam tafsirnya mejelaskan kesetaraan dan persaudaraan, ini adalah celaan dari Allah bagi orang-orang yang meninggalkan Nabi Muhammad SAW. Pada perkemahannya di Madinah, di antara orang-orang yang beriman kepadanya mereka berkata: Barangsiapa yang mengharapkan pahala dan rahmat Allah di akhirat tidak menginginkan dirinya sendiri, tetapi dia memiliki contoh berada bersamanya di mana dia berada dan tentang yang kami katakan orang-orang interpretasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun ayat tersebut turun pada saat Perang Ahzab, namun umat Islam dapat belajar untuk meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai sosok uswatun hasanah. Sebab, setiap perilaku beliau bukan berasal dari nafsu atau keinginannya, akan tetapi berasal dari Al-Quran yang telah diwahyukan Allah SWT.(MZM)